Petualangan di Bali Hari Keempat

Hujan gerimis menyambut datangnya pagi, udara berhembus membuai sanubari. Hari selasa tanggal 17 Oktober 2017, Petualangan di Bali hari keempat dimulai. Awan mendung dan mentari berlomba untuk saling menyaingi. Walaupun rasa malas datang menghampiri, namun tetap harus bangkit menyongsong hari. Ada banyak kegiatan dan aktifitas yang menanti di hari kedua Green Edukator Course ini.

Pagi hari diawali dengan melakukan kegiatan pribadi di Green Camp Lodge. Setelah itu semua turun ke peace Garden di area Green School untuk menikmati sarapan pagi. Di Peace Garden sudah disiapkan menu sarapan pagi. Ada roti gandum, selai dan buah-buahan segar. Tak lupa juga kopi, teh dan susu yang bisa dipilih untuk teman sarapan pagi.

Menu yang disajikan memang sehat, lezat, bergizi dan halal. Namun patut disayangkan perut dan lidah Jawa saya tidak bisa sepenuhnya menerima. Biasanya jenis makanan tersebut dimakan sebagai cemilan bukan menu utama sehingga tidak merasa kenyang. Perut terpaksa menahan sampai makan siang. Ini memang hanya faktor kebiasaan saja, mungkin jika sudah terbiasa tidak berpengaruh apa-apa. Toh orang bule luar juga makannya begini setiap pagi. So hanya perlu bersabar.

Sarapan pagi
Menu sarapan pagi

Seusai sarapan pagi, peserta kemudian diminta untuk pergi ke ruang kelas Yoga. Disana sudah ada Pak Skolastika yang membawakan kegiatan dan materi Mindfulness. Ruang Yoga adalah salah satu ruang di Green School yang menggunakan materi kayu dalam struktur bangunannya. Walaupun di beberapa bagian ada unsur bambunya, namun struktur kayu sangat mendominasi terutama di bagian lantainya.

Awalnya saya sendiri bingung apa sih Mindfulness ini, namun berkat mbah google saya jadi tau bahwasanya Mindfulness adalah suatu bentuk psikoterapi yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai masalah psikologis seperti stres, kecemasan, maupun depresi. Mindfulness ini menggunakan teknik-teknik meditasi.
Aspek terpenting dalam latihan meditasi mindfulness dapat membantu seseorang mencapai kesadarannya. Penerimaan dan pengurangan perenungan terhadap peristiwa yang telah lalu dan yang akan datang dapat disalurkan. Mindfulness digunakan untuk pencapaian kebahagiaan diri sendiri

Sebelum Mindfulness dilaksanakan, Pak Skolastika melakukan sesi perkenalan terlebih dahulu pada peserta dan melakukan game (permainan) pemanasan. Setelah itu peserta diminta duduk dan melakukan sesi utama mindfulness.

Sesi Midfulness
Sesi Mindfulness di ruang Yoga

Sambil diiringi musik yang mendayu, peserta diminta untuk menutup mata merilekkan diri. Boleh sambil tiduran atau duduk tegak. Kemudian melakukan pernafasan dalam dan menjawab beberapa pertanyaaan yang diajukan oleh Pak Scolastika. Pertanyaan-pertanyaan tersebut saling berkaitan dan bersumber pada diri sendiri. Jawabannya cukup di dalam hati tanpa perlu dikeluarkan lewat suara. Pada sesi ini cukup banyak isakan tangis yang terdengar. Ada beberapa juga yang mengeluarkan air mata.

Saat sesi mindfulness berakhir, peserta kemudian diminta membentuk beberapa kelompok untuk menceritakan apa yang dirasakan dalam Mindfulness tadi. Disinilah manfaat sesi Mindfulness mulai terasa. Beban hidup mulai berkurang, kesadaran dan kebahagiaan diri sendiri mulai didapatkan. Di akhir sesi, pak Scolastika kemudian memberikan selembar kata-kata motivasi yang dipilih sendiri secara acak oleh peserta. Kata-kata motivasinya berbeda pada tiap orang, dan menurut beberapa teman, kata-katanya sesuai dengan pribadi masing-masing.
Saya mendapatkan kata-kata motivasi berikut :

Kata Motivasi
Kata motivasi untuk saya

Meski Cuaca hari itu tidak menentu, hujan gerimis dan sinar matahari bergantian menghampiri, namun saya dan para peserta lainnya tetap bersemangat melanjutkan berbagai sesi kegiatan yang telah disusun panitia. Petualangan di Bali terus berlanjut. Setelah sesi Mindfulness dan perenungan prinsip kehidupan nilai nilai kesadaran, kegiatan selanjutnya adalah sesi pengenalan apa itu keberlanjutan.

Pada sesi ini ada Miss Emma yang memaparkan dan mengenalkan apa itu keberlanjutan dan mendiskusikan tentang identitas ekologi. Berhubung miss Emma tidak begitu fasih berbahasa Indonesia, ada asistennya yang kemudian mentranslet apa yang disampaikannya tersebut. Awalnya saya tidak mengerti apa inti maksud dari materi ini, namun setelah ada tanya jawab dan diskusi yang membutuhkan peran aktif peserta, akhirnya saya sedikit memahaminya. Materi tentang Keberlanjutan dan Identitas Ekologi ini rencananya akan saya tulis sendiri suatu saat nanti di blog ini.

Diskusi lanjutan
Selalu ada diskusi aktif pada tiap sesi

Sebelum istirahat makan siang, ada satu materi lagi yang disampaikan oleh Ibu Ida. Materi tersebut membahas mengenai Desain Prinsip Permakultur. Ibu Ida ini aslinya berasal dari Kediri jadi sudah fasih berbahasa Indonesia dan tidak perlu ditranslet lagi. Desain prinsip permakultur menekankan pada pendayagunakan sumberdaya yang ada secara optimal dan menciptakan sebuah sistem yang produktif sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan lingkungan tanpa polusi dan sampah.

Baca juga : Masalah Sampah dan Cara Mengelolanya

Sebagai kenang-kenangan, seusai materi di dalam kelas, peserta melakukan sesi foto bersama di depan kelas yang digunakan. Kelasnya sendiri khas kelas Green School yang semuanya terbuat dari bambu. Salah seorang teman yang berasal dari Jombang Jawa Timur membawa spanduk Taman Baca yang dikelolanya. Tujuannya adalah agar anak-anak yang berada di tempatnya bisa terus semangat dalam berkarya. Para pengurus Taman Baca lain juga jadi bisa termotivasi untuk mengikuti kegiatan seperti ini. Saya sendiri bisa datang dan mengikuti Green Edukator Course ini berkat Taman Baca yang saya kelola. Hanya saja saya tidak kepikiran untuk membawa spanduk Taman Baca kemana-mana, padahal itu ide yang sempurna. (Baca juga :Petualangan Bali, Dari Green Books Menuju Green School)

petualangan di Bali
Dari taman baca bisa berkarya dan kemana saja

Pukul 12.30 WITA saatnya makan siang. saat makan siang berlangsung, keakraban peserta Green Edukator Course tampak terasa. Joke-joke ringan mulai bertebaran menambah hangatnya suasana. Jorgan baru “Bahagia” mulai sering diucapkan. Meski kami semua berbeda suku, berbeda adat dan berbeda agama namun semuanya menyatu dalam kebersamaan. Disinilah jiwa-jiwa pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika terlihat nyata.

Seusai makan siang, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan sejarah Green School dan bagaimana Green School dimulai. Pemaparan disampaikan oleh Ibu Ika dan merupakan lanjutan dari pengenalan Green School yang sudah disampaikan sebelumnya. (Baca ;Petualangan di Bali hari ketiga). Pemaparan disampaikan di sebuah tempat yang bernama “Sangkep”. Sangkep adalah salah satu tempat yang digunakan untuk rapat, pertemuan penting, tempat menerima tamu dan lain sebagainya. Hampir sama dengan fungsi aula yang saya kenal.

Pada kesempatan itu Ibu Ika bercerita lebih lanjut tentang Green School. Bagaimana awal mula berdirinya, bagaimana perizinannya, siapa saja muridnya, bagaimana sistem kurikulumnya dan masih banyak lagi yang lainnya. Para peserta Green Edukator Course diberikan kesempatan untuk bertanya sehingga semua informasi mengenai Green School bisa didapat. Informasinya bersifat terbuka sehingga siapa saja dapat mengetahuinya.

Petualangan di Bali
Peserta Green Edukator Course berfoto bersama dengan Bu Ika di Sangkep

Sesi Garden to table (dari kebun ke meja) dan bagaimana mengimplementasikannya di sekolah dilakukan seusai coffe break dan pemaparan sejarah Green School. Pada sesi ini para peserta diajak untuk praktek langsung beternak cacing. Narasumber sekaligus pemandunya adalah Ibu Ida.

Seperti diketahui cacing adalah hewan kecil di dalam tanah yang sangat berguna untuk menyuburkan tanaman. Dengan mengembangbiakan cacing, kita dapat membuat tanah humus yang subur dan dapat digunakan sebagai nutrisi tanaman. Semakin banyak cacing yang dihasilkan semakin subur tanah yang dihasilkan.

Beternak cacung
Praktek Beternak cacing

Beberapa orang mungkin sedikit jijik manakala melihat dan memegang hewan cacing. Tapi mengingat manfaatnya yang luar biasa bagi kesuburan tanah dan tanaman, rasa jijik patut dikesampingkan. Cacing juga dapat dijual dan digunakan sebagai pakan hewan ternak dan burung. Jadi beternak cacing ekstra manfaatnya.

Green Edukator Course hari kedua diakhiri dengan sesi memasak di dapur siswa. Peserta dibagi menjadi 4 grup dimana masing masing grup diberikan tugas memasak yang berbeda. Ada yang membuat kue, membuat makanan penutup, membuat lauk pauk dan membuat minuman. Saya sendiri bergabung di grup pembuat minuman bersama Mbak Wiwik (asal Jombang) dan mas Putu Joni (asal Bali) yang jago bikin minuman.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh tiap grup dalam sesi memasak ini adalah : para peserta diperkenankan menggunakan semua peralatan yang tersedia di dapur namun jika sudah selesai harus dibersihkan dan dirapikan seperti semula. Semua bahan makanan harus diambil dari kebun karena ini adalah inti dri Garden to Table. Kebun di dalam Green School lumayan luas, disana terdapat berbagai macam sayur dan bumbu yang dapat dipergunakan oleh peserta. Beberapa bahan makanan yang tidak ada di kebun seperti garam, gula, telur dan sebagainya sudah disiapkan oleh narasumber Ibu Ida. Jadi kami tinggal menggunakannya saja.

petualangan di Bali
Dari kebun ke meja
Hasil masakan
Hasil masakan 4 Grup

Setelah berjibaku di kebun dan dapur kurang lebih 1 jam, akhirnya semua makanan jadi dan siap dimakan bersama sama. Ada yang membuat sambal khas Kalimantan (maaf saya lupa namanya), ada yang membuat kolak singkong, kue kering dan minuman dingin. Meskipun tidak ada penilaian, namun semuanya merasa puas dan “bahagia

Hari mulai gelap, para peserta beralih ke HOS untuk makan malam. Setelah itu kembali ke penginapan untuk beristirahat. Pada malam hari jalan dari area Green School menuju penginapan (lodge) lumayan gelap. Jadi dibutuhkan senter sebagai penerang jalan, yang tidak bawa senter bisa menggunakan Hpnya. Kamipun berjalan beriringan bersama-sama. Sebagian besar peserta Green Edukator Course adalah cewek jadi sepanjang jalan tidak pernah sepi karena celotehan mereka. Petualangan di Bali akan terus berlanjut sampai hari kesembilan.

Baca lanjutannya : Petualangan di Bali hari kelima

Munasya

Blogger, Writer and Teacher Contact Person : email : sy4r0h@gmail.com Twitter : @Munasyaroh_fadh IG. : @Muns_Fadh

2 komentar di “Petualangan di Bali Hari Keempat

  1. Kadang ta pikir-pikir, niche blog sampean ni jadinya ke ‘blog hijau’ ya Mbak. Seputar alam, lingkungan, dan segala hal sekitaran itu. Keren Mbak! ?
    Btw, itu beneran ya, sarapannya nyiksa perut banget! Hahaha…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas
error: Content is protected !!