SIMBIOSIS MUTUALISME ANTARA MEMBACA DAN MENULIS

Membaca dan menulis adalah sebuah kegiatan yang berhubungan dengan aksara/tulisan. Menulis merupakan suatu kegiatan menciptakan suatu catatan, tulisan atau informasi yang dapat dibaca. Sedangkan membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisa, dan menginterpretasi sebuah tulisan yang ditulis dalam sebuah media. Simbiosis Mutualisme antara membaca dan menulis tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berkaitan dan sama-sama membutuhkan satu sama lain.

Membaca serta menulis adalah 2 ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang di masa kini. Sejak menginjak usia sekolah, anak-anak sudah diajarkan ketrampilan ini. Dimanapun dan kapanpun kita berada, ketrampilan membaca dan menulis mutlak diperlukan. Ketrampilan berhitung yang juga salah satu ketrampilan dasar lainnya juga membutuhkan kemampuan membaca dan menulis sebagai penunjang.

Membaca dan menulis
Membaca dan menulis perlu dibiasakan sejak dini

Seorang anak yang duduk di bangku sekolah dan tidak bisa membaca atau menulis akan tertinggal jauh dengan teman-temannya. Predikat siswa bodoh pasti disandangnya. Sedangkan anak yang sudah pandai membaca dan menulis sedari kecil akan diberi predikat anak pandai oleh masyarakat sekelilingnya. Untuk itu ketrampilan/kemampuan membaca dan menulis harus dapat diterapkan sejak dini.

Saat ini, adalah hal yang biasa dan lumrah terjadi di mana-mana, anak-anak, remaja hingga orang dewasa menghabiskan waktunya dengan smartphone atau game. Teramat jarang terlihat adanya anak-anak, remaja hingga orang tua yang kemana mana membawa buku, novel, komik atau sebagainya. Saat antri atau menunggu sesuatu, sangat jarang terlihat orang yang membaca koran atau ngobrol dengan sesamanya. Mereka ini akan sibuk dengan gadget masing-masing. Entah itu untuk chating atau main game. Kebiasaan membaca saat ini kian lama kian ditinggalkan.

Bagi anda yang berjiwa cerdas dan ingin berubah ke arah yang lebih baik, dari pada menghabiskan waktu dengan bermain smarthone atau game lebih baik membiasakan untuk menulis dan membaca setiap hari. Manfaat dari menulis dan membaca itu sangat banyak sekali, salah satunya adalah dapat mengingkatkan wawasan kita.

Di samping itu, orang yang biasa membaca dan menulis karakternya sangat berbeda dengan orang yang tidak melakukan hal yang sama, baik dalam bersosialisasi, melakukan pekerjaan maupun dalam berdiskusi dan beroganisasi.

Baca juga : Keuntungan Absolut Freelance Penulis

Bagi yang terbiasa menulis dan membaca, mereka akan berupaya memberikan ide, gagasan serta pemikirannya dalam bentuk bentuk tertentu. Mereka juga akan berusaha mempertahankan pemikiran tersebut dengan menyebutkan referensi dan argumentasi yang rasional. Mereka ini akan terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan yang lain.

Membaca dan menulis
Anak-anak yang sedang menulis

Sebaliknya, mereka yang tidak terbiasa membaca atau menulis, mereka akan berdiskusi seperti berdebat atau debat kusir, serta berusaha mencari berbagai pembenaran atas setiap pendapat yang ditemukannya tanpa dasar yang valid.

Telah banyak penelitian yang membuktikan, ketika kita dapat membaca secara instensif, dapat dipastikan kita bisa menjadi penulis yang lebih baik. Hal ini tentu banyak yang menyadarinya. Para penulis yang terkenal saat ini, dapat menulis sebuah buku atau novel berkat kesukaannya membaca buku. Jika dia tidak suka membaca sangat mustahil bisa menulis sebuah buku.

Salah satu tujuan utama membaca adalah untuk mengetahui informasi dan juga isi dari apa yang dibaca. Dengan informasi tersebut kita dapat menuliskannya kembali atau menambah isi tulisan tersebut berdasarkan versi kita. Disinilah Simbiosis Mutualisme antara membaca dan menulis terlihat jelas.

Membaca bermacam-macam jenis bacaan dapat membantu kita memahami struktur dan bahasa dalam teks sehingga kita dapat menerapkannya dalam tulisan. Membaca tidak hanya berputat pada buku saja. Ada koran, spanduk, rambu-rambu lalulintas, alamat rumah dan lain sebagainya yang bisa dibaca. Apapun bentuknya, membaca sangat berguna untuk menambah pengetahuan kita.

Baca juga : Membuka Jendela Dunia Dengan Membaca

Hubungan Simbiosis Mutualisme antara membaca dan menulis dilihat dari sisi kemampuan menulisnya juga berdampak besar terhadap kemampuan membaca. Ketrampilan menulis dapat membantu mengembangkan keterampilan membaca. Bila kita menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain, atau paling tidak dapat kita baca sendiri di lain waktu.

Membaca dan menulis
Anak-anak yang sedang membaca

Saat menulis sebuah teks atau kalimat, kita dapat menganalisa potongan-potongan dari apa yang telah kita baca. Kita biasanya menulis apa yang kita baca dengan bahasa sendiri agar lebih mudah untuk diingat atau dipahami. Sebelum menulis kita perlu membaca beberapa bahan tulisan dulu untuk sumber tulisan dan juga bahan pertimbangan. Tujuan dari sebuah tulisan yang kita buat tentunya adalah agar dapat dibaca dan diambil manfaatnya.

Membiasakan diri membaca atau menulis sejak dini sangatlah penting. Dengan membaca kita dapat mengingkatkan pengetahuan kita. Dengan sering membaca maka akan timbul keinginan untuk menulis. Setelah menulis, mau tidak mau kita harus membaca bahan tulisan tersebut. Demikianlah inti dari Simbiosis Mutualisme membaca dan menulis. Ayo budayakan membaca dan menulis sejak sekarang.

 

Munasya

Blogger, Writer and Teacher Contact Person : email : sy4r0h@gmail.com Twitter : @Munasyaroh_fadh IG. : @Muns_Fadh

48 komentar di “SIMBIOSIS MUTUALISME ANTARA MEMBACA DAN MENULIS

  1. Seperti mata uang… begitulah antara menulis dan membaca, saling mendukung dan membutuhkan satu sama lain. Menulis tanpa membaca, ibarat pistol tanpa peluru. Sedang sesudah membaca ada yang mesti diikat dengan cara menuliskannya.

  2. Prinsipnya banyak masuk maka banyak juga keluarnya ya Mbak? Dengan banyak membaca kita jadi punya pengetahuan untuk dibagikan lagi melalui tulisan.

    Makasih udah berbagi semangat… 😉

  3. Mbak, aku suka banget itu sama kata-kata: “Apapun yang kamu tulis pasti akan bermanfaat bagi yang membutuhkan”.
    Benar ya, tulisan kitan pasti bakal bermanfaat cepat atau lambat. Enggak ada tulisan yang sia-sia

  4. Betul, Mbak. Sekelas J.R.R Tolkien aja, novelnya yang bisa sampai laris dan diadaptasi menjadi film, beliau ini statusnya bukan sekadar penulis, ternyata seorang profesor. Jadi benar-benar terlihat kualitas bacaannya menjadi hasil yang keren karyanya.

  5. Saya tuh suka sedih kalau menghadapi reading slump. Jadi suka galau melihat tumpukan buku sampai otak terasa tumpul mendapat ide karena sedang malas baca. Jadi semangat untuk membaca dan membaca serta menulis abis baca ini.

  6. Bagi anda yang berjiwa cerdas dan ingin berubah ke arah yang lebih baik, dari pada menghabiskan waktu dengan bermain smarthone atau game lebih baik membiasakan untuk menulis dan membaca setiap hari.

    Ihiks! Okelah. Berarti saya tidak berjiwa cerdas soale masi sering main smartphone. Baca postingan ini jg pake smartphone ?

    ????

  7. Yup betul banget mba, simbiosis yang saling menguntungkan. Tanpa membaca atau hanya sekadar menulis bisa jadi tulisan kita tidak berbobot. begitupun jika kita sering membaca, namun tidak pernah mau menuliskan nya kembali akan sangat sayang jika ilmu itu berhenti di kita. Oleha karena itu idealnya menulis dan membaca beriringan. Read write reread re-write 🙂

  8. Ketika kita membaca secara intensif, bisa dipastikan kita dapat menulis dengan lebih baik. >>> setuju dengan ini.
    Yups, memang keduanya bersimbiosis mutualisme. Maka sebaiknya tidak berhenti hanya dengan membaca, lanjutkan dengan menuliskannya.
    Terima kasih sharingnya, Mbak ^^

  9. Kalau menyebut hubungan antara membaca dan menulis, bagaimana kedua kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan saya senantiasa ingat keponakan. ABG itu suatu hari bilang kalau ingin jadi penulis, sayangnya dia tidak suka membaca. “Membaca bikin ngantuk dan pusing,” katanya. Duh

  10. Iya, aku sangat setuju mbak, ada keterkaitan yang sangat dekat antara membaca dan menulis. Mustahil tulisan bagus lahir tanpa ada bahan bacaan yang apik, kecuali firman Allah.

  11. Ya, memumpuk minat baca dan tulis sejak dini sangat penting. Orang tua punya peran yang tak kalah penting menumbuhkannya. Terimakasih artikelnya Muns 🙂

  12. Semoga anak2 lebih menyenangi membaca dan menulis ya mbak, Soalnya kl di tempat tinggal saya anak2 lebih suka bermain smartphone 🙁

Tinggalkan Balasan ke Munasya Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas
error: Content is protected !!