Bertamu dan menerima tamu merupakan salah satu kegiatan sosial masyarakat yang dilakukan semua orang. Kita sendiri tentu pernah melakukannya, bahkan mungkin ada yang melakukannya tiap hari.
Sehubungan dengan adab tamu bertamu dan menerima tamu, saya ingin membahas tentang pengalaman berkesan bertamu dalam program Blogger Muslimah Sisterhood yang diadakan oleh komunitas Blogger Muslimah. Kebetulan minggu ini saya menjadi pemenangnya.
Blogger Muslimah Sisterhood adalah sebuah program kolaborasi atau arisan link yang pemenangnya diundi setiap minggunya. Temanya berbeda-beda sesuai dengan ide pemenang. program ini bertujuan untuk mengajak anggota supaya rajin menulis dan update blog, juga sebagai upaya kampanye #AyoMenulisLagi.
Alangkah senangnya hati kala kita bertamu, tuan rumah menyambut dengan sumringah, makanan dan minuman terhidang tanpa diminta. Obrolan dan basa basi di timpali dengan antusiasnya. Tuan rumah memperlakukannya kita dengan sebaik-baiknya sehingga tercipta suasana nyaman dan berkesan. Kita jadi betah dan menambah rasa persaudaraan.
Situasi seperti itulah yang sering saya jumpai selama ini, saat bertamu ke rumah teman, tetangga maupun keluarga. Ada rasa kebahagiaan yang membuncah saat pulang kerumah setelah bertamu. Oleh karenanya sebisa mungkin jika ada orang yang bertamu ke rumah, saya juga akan memperlakukannya dengan sebaik-baiknya semampu saya. Sehingga tamu merasa nyaman dan pulangnya berkesan. Jika demikian tentu manfaatnya kembali ke saya juga.
Akan tetapi hal berbeda saya rasakan saat bertamu ke rumah salah seorang teman beberapa waktu yang lalu. Saya mempunyai sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan saar bertamu ke rumah teman.
Saat itu saya bersama saudara saya bertamu ke salah satu rumah teman lama yang rumahnya di luar kota. Sebelumnya saya sudah minta izin dan mengabarkan kalau saya akan datang. Tapi alangkah malu dan sakit hatinya saya, saat sampai di rumah teman tersebut bukan sambutan hangat yang didapat tapi perkataan sinis dan bantingan pintu. Jangankan di beri minum, di suruh duduk pun tidak, padahal sebelumnya saya tidak merasa ada persoalan apapun dengan dia. Saya yang terlanjur tidak enak hati akhirnya pamitan pulang saat itu juga.Pengalaman tersebut meninggalkan kesan mendalam dan bikin sakit hati saat mengingatnya.
Sampai sekarang saya tidak pernah tahu apa penyebab teman saya tersebut berlaku demikian. Saya hanya bisa menebak-nebak dan menerka-nerka. Saya kemudian mencoba intropeksi diri, jangan-jangan saya yang salah dalam hal ini. Mungkin saya datang pada saat yang tidak tepat atau ada perkataan dan perbuatan saya sebelumnya yang tidak berkenan di hati tuan rumah.
Bertamu dan menerima tamu adalah salah satu penguat ukhuwah, namun tidak bisa dilakukan begitu saja dan kapan saja. Ada hal-hal yang harus diperhatikan bila datang bertamu ke rumah seseorang. Walaupun orang tersebut sudah dianggap dekat. Etika dan tata krama bertamu harus dijunjung tinggi.
Tulisan ini tidak bermaksud menggurui atau menyalahkan, namun hanya sekedar pengingat diri sendiri dan orang lain yang mungkin membaca agar mengedepankan adab yang baik dalam bertamu dan menerima tamu.
Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang lain baik tetangga, teman, saudara maupun famili lain. Bertamu tentu ada maksud dan tujuannya, seperti misalnya menjenguk yang sedang sakit, ngobrol-ngobrol biasa, membicarakan bisnis, membicarakan masalah keluarga, dan lain-lain. Intinya adalah untuk mempererat silaturrahmi dan memenuhi suatu kebutuhan.
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa “Tamu adalah Raja”. Jadi selayaknya tuan rumah melayani keperluan tamunya dan bersikap manis terhadapnya. Begitu juga dengan tamu, sang tamu juga sebaiknya bisa bersikap baik dan ramah supaya tuan rumah bisa menerimanya dengan suka cita.
Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)
Dari hadist diatas dapat dipahami bahwa, salah satu tanda seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir adalah memuliakan tamu. Oleh karenanya ia akan menempatkannya sesuai dengan kedudukannya dan memperlakukan dengan sebaik-baiknya.
Pada dasarnya bertamu adalah kegiatan yang menyenangkan. Disamping memperkuat silaturrahmi, bertamu juga bisa memberikan banyak manfaat. Salah satunya menambah rizki, baik bagi tuan rumah maupun sang tamu sendiri. Akan tetapi ternyata ada banyak hal penting yang perlu diperhatikan sehubungan dengan soal tamu-menamu ini.
Berikut ini adalah adab-adab yang berkaitan dengan bertamu dan menerima tamu yang saya sadur dari beberapa literatur.
Adab Bagi Tuan Rumah
- Menerima tamu dari segala golongan baik kaya maupun miskin tanpa membeda-bedakan status.
- Menyambut di depan pintu dan mengucapkan selamat datang.
- Menjabat tangan dan mempersilahkan duduk
- Menyediakan hidangan/minuman sesuai kemampuan.
- Tidak membuat tamu menunggu terlalu lama.
- Berpakaian sopan dan menjaga kebersihan rumah.
- Tidak mengangkat makanan yang dihidangkan sebelum tamu selesai menikmatinya.
- Mengajak berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan.
- Tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan tatkala pamitan pulang.
- Mengantarkan tamu yang mau pulang sampai ke depan rumah.
Adab Bagi yang Bertamu
- Memenuhi undangan sesuai waktunya, atau jika tidak diundang mengabarkan terlebih dahulu kedatangannya.
- Tidak bertamu pada jam-jam istirahat atau jam yang terlalu pagi atau terlalu malam
- Usahakan membawa cindera mata atau oleh-oleh.
- Mengucapkan salam dan meminta izin tidak lebih dari 3 kali.
- Berpakaian pantas dan sopan.
- Baru duduk, makan dan minum setelah dipersilahkan tuan rumah.
- Usahakan tidak ke toilet
- Mata tidak jelalatan melihat barang-barang atau suasana rumah.
- Batasi waktu jangan kelamaan, jika dirasa sudah terlalu malam langsung berpamitan.
- Bersikap sopan dengan menjaga sikap dan omongan.
- Saat berpamitan jangan lupa bilang terimakasih atas penerimaan dan juga permohonan maaf telah merepotkan tuan rumah.
Demikian yang harus dilakukan saat bertamu dan menerima tamu yang bisa saya tuliskan. Jika ada tambahan, sanggahan atau anda mempunyai pengalaman lain saat bertamu atau menerima tamu, silahkan tulis di komentar.
Saya jadi ingat kisah sahabat Rasululloh yg memuliakan tamu dg mengutamakan tamunya ketika makan dg rela tak makan.
Rasulullah SAW sendiri juga demikian
Seram banget mba temannya, kok bisa kayak gitu ya?. Alhamdulillah pengalaman bertamu saya semua tuan rumahnya baik dan menyambut dg baik.
Dijadikan pelajaran bagi diri sendiri mbak, jangan sampai kita ngelakuin hal itu krn bikin sakit hati
Paling ribet kalau ada tamu datang dadakan.
Meski ribet tapi hati senang, selalu ada rejeki yang datang menyertai kedatangan tamu
saya klo ada yang bertamu ke rumah senang, tapi ada yang bikin jengkel kalo ada tamunya merokok soalnya serumah gak ada yang merokok
Meski jengkel tetep harus dihormati juga mbak
Wah, manfaat sekali nih mba. Macam -macam karakter orang memang yah, kadang ada juga yang gak sediain minum sama sekali, hehehe.
Itu sih kebangetan namanya, air putih aja gak disediakan
ada tapi yang begitu, hehehe.
hadis nabi yg diatas itu aku inget mba… ama pesen papa… pokoknya kalo ada tamu, layanin sebaik2nya.. pahalanya besar menjamu tamu… dan semakin banyak tamu berkunjung, makin banyak juga rezeki yg kita dapet.. makanya aku ga mau nyepelein tamu.. siapapun yg dtg ke rumah, semampu mungkin aku sambut ;).. itung2 silaturrahmi yaa..
Bertamu bisa saling bersilahturahmi, memperpanjang usia, dan menambah rezeki ya. Tapi harus tahu etika nya. Supaya tujuan silahturahmi bisa tercapai. Baik yang bertamu atau yang menerima tamu, sama-sama harus saling mengerti hehehe
mungkin dia lagi pms Mbak. :).
Tapi saya juga gak suka kalau ada tamu datang pas jam istirahat siang.
Kalo saya paling inget banget kata-kata ibu. “Jangan biarkan tamu kehausan sampai pulang. Krn sekalipun kita cuma bia nyediain air putih segelas. Air putih itulah yang akan jadi do’a sepanjang perjalanan tamu pulang k rumahnya” 🙂
Ada 1 lg mba kalo bertamu: 1×24 jam lapor pak RT ?
Saya punya kenangan banget tuh sama no 8 yg bertamu. Pas saya kecil, diajak bertamu, saya suka liat2. Tp gak geratak. Duduk manis tp ngeliatin rumah orang. Truz dimarahin ortu. Weis, sampe skrg, kalo bertamu y fokus ma orangnya n gak ngeh d rumahnya ada apa aj. Paling ngehnya sama makanannya aja ?