DINAMIKA PETERNAKAN ITIK DI PEDESAAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan tolak ukur  perekonomian  suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah dan masyarakatnya mengelola berbagai sumber daya yang dipunyai dan membentuk suatu pola kemitraan untuk merangsang pembangunan ekonomi dalam wilayah tersebut.Berbagai sumber daya alam sangat potensal dikembangkan guna menunjang pembangunan perekonomian daerah secara keseluruhan. Bidang sumber daya alam tersebut diantaranya adalah di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan sebagainya.

baca juga :  Upaya Menghidupkan Desa Dengan Dana desa

Bidang peternakan merupakan salah satu bidang potensial yang layak dikembangkan dan sangat merakyat karena bisa dilakukan siapa saja dimanapun berada, baik di pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi maupun pantai. Peternakan adalah sebuah kegiatan mengembangbiakan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut (http://id.wikipedia.org/wiki/perternakan).

Peternakan
Peternakan Sapi

Menurut ukuran dan bentuk tubuhnya, kegiatan di bidang peternakan dibagi menjadi 3 golongan yakni:

  1. Ternak besar, adalah jenis ternak yang tergolong mamalia dan mempunyai bentuk tubuh yang besar seperti sapi pedaging, sapi perah, kerbau dan kuda
  2. Ternak kecil, Ternak yang mempunyai bentuk tubuh sedang seperti domba, kambing, babi dan kelinci
  3. Ternak unggas, merupakan jenis ternak yang tergolong bersayap yang sudah lazim dipelihara oleh masyarakat untuk mendapatkan hasilnya seperti : peternakan bebek, ayam, itik, entok, kalkun dan lain sebagainya (https://muhammadamrun.wordpress.com /arti-kata-peternakan).

peternakan bebek

 

Itik atau yang juga dikenal juga dengan istilah Bebek (bahasa Jawa) adalah merupakan unggas air yang mempunyai ciri-ciri umum : tubuh ramping, berdiri hampir tegak seperti botol dan lincah (Rasyaf, 2002).

Meskipun tidak sepopuler ternak ayam, itik mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur dan daging. Jika dibandingkan dengan ternak unggas yang lain, ternak itik mempunyai kelebihan diantaranya adalah memiliki daya tahan terhadap penyakit, memerlukan modal yang relatif kecil sehingga dapat terjangkau oleh daya beli peternak, kemampuan berreproduksi lebih cepat dari unggas lain serta mudah dikembangbiakkan (Nugraha, 2013). Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi ternak itik terbesar di dunia.

Perkembangan usaha ternak unggas di Indonesia relatif lebih maju dibandingkan usaha ternak yang lain. Hal ini tercermin dari kontribusinya yang cukup luas dalam memperluas lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan terutama sekali dalam pemenuhan kebutuhan makanan bernilai gizi tinggi. Ternak itik merupakan komoditi ternak unggas yang potensial sebagai penghasil telur dan daging. Disamping itu juga menghasilkan bulu, kotoran dan juga anakkan.

Sumbangan ternak itik terhadap produksi telur nasional cukup signifikan, yakni sebagai penyumbang kedua terbesar setelah ayam ras, dengan produksi telur itik dalam negeri sekitar 245 ribu ton/tahun. Disamping ukuran telurnya yang lebih besar dari telur ayam, ternak itik mudah pemeliharaannya, mudah beradaptasi dengan kondisi setempat serta merupakan bagian dari kehidupan masyarakat tani pedesaan (Rusfidra, 2006).

Cara beternak itik di Indonesia dibedakan atas tiga cara, yaitu cara tradisional (gembala), semi intensif, dan cara itensif. Beternak itik secara tradisional dilakukan secara tradisional, yaitu digembalakan disawah, rawa-rawa, sungai atau dilepas di tempat yang genangi air. Cara pemeliharaan ini cukup penting sebagai lapangan pekerjaan bagi masyarakat pedesaan yang mempunyai kemampuan (skiil) dan modal yang relatif terbatas.

Yang kedua adalah cara semi intensif, Itik yang dipelihara dengan cara semi itensif berarti sudah memperhatikan kandang ternak dan pakan ternak. Itik dipelihara dikandang yang dilengkapi dengan halaman berpagar sebagai tempat itik bergerak. Pemberian pakan minimum diberikan 2x sehari, pada pagi hari pukul 06.30 dan sore hari pukul 16.00 WIB. Dan yang terakhir adalah cara intensif.

Beternak itik secara itensif pada prinsipnya mempraktikan komponen teknologi pemilihan jenis ternak itik unggul, pemeliharaan dengan cara terkurung, perbaikan pakan, pengendalian penyakit secara terpadu, penanganan pasca panen, pemasaran, dan manajemen. Paket inti teknologi beternak dengan cara intensif disebut sapta usaha tani peternakan (Rukmana, 2014:85).

Pengembangan peternakan bebek atau itik akan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan penduduk yang ada di pedesaan. Upaya pemeliharaan dengan pendekatan manajemen agribisnis yang tepat akan membantu tercapainya tujuan tersebut. Manajemen tersebut meliputi dukungan usaha produksi yang baik disertai dengan penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan ternak itik.

Pemberian ransum makanan pada itik di tentunya tidak sama antara peternak satu dengan peternak lainnya. Ada sebagian peternak yang menggunakan ransum berupa konsentrat sebagai bahan campuran utama untuk itiknya, dan adapula yang menggunakan keong mas sebagai bahan campuran utama makanannya. Pemberian makanan yang berupa konsentrat biasanya dilakukan oleh peternak yang tergabung dalam sebuah kelompok ternak, mereka ini umumnya mempunyai ternak itik dengan jumlah ratusan dan digolongkan dalam kelompok peternakan intensif. Sedangkan pemberian makanan berupa keong mas dilakukan oleh peternak perorangan yang jumlah itiknya hanya puluhan saja dan mengadaptasi sistem peternakan semi intensif.

Banyak yang beranggapan bahwa pemberian pakan konsentrat dapat lebih meningkatkan produksi telur itik dibandingkan dengan pemberian pakan keong mas karena proteinnya lebih banyak. Namun pembiayaan dalam pemeliharaannya tentu lebih tinggi karena harga konsentrat lebih mahal daripada harga keong mas. Untuk mendapatkan konsentrat, peternak tentunya harus beli sedangkan untuk mendapatkan keong mas, peternak tradisional cukup mengambil disawah dan daerah perairan di sekitarnya. Kalaupun harus beli harganya juga relative murah dibandingkan dengan harga konsentrat.

Usaha bidang peternakan bebek dengan memelihara dan mengembangkan ternak sendiri pada hakekatnya adalah sebagai sumber pendapatan bagi peternak itu sendiri sehingga semua bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan dari peternak.

 

 

 

Munasyaroh F.

Berasal dari Desa Pucangro Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Mempunyai kesukaan membaca dan menulis. Membuat orang lain di sekitar bahagia adalah salah satu tujuan hidupnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas
error: Content is protected !!