Pengalaman Penggunaan Uang Elektronik Dalam Era Ekonomi Digital

Pengalaman Penggunaan Uang Elektronik Dalam Era Ekonomi Digital – Kemajuan teknologi yang semakin canggih saat ini telah memudahkan banyak orang dalam segala bidang. Dalam bidang keuangan misalnya, ada yang namanya uang elektronik yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Flazz BCA, E-money, e-toll, dan A-card Flazz adalah contoh penggunaan uang elektronik yang berbentuk chip. Sedangkan Tunaiku, Sakuku, Dompetku, OVO dan sebagainya adalah contoh penggunaan uang elektronik yang tersimpan dalam sebuah aplikasi.

Awal mula pengalaman menggunakan uang elektronik saya alami semenjak Bulan Februari 2017 yang lalu. Kebetulan yang saya punyai adalah uang elektronik berbentuk chip dalam sebuah kartu dan bernama Flazz BCA. Meskipun peredaran uang elektronik yang berbentuk chip sudah ada lebih dari 10 tahun yang lalu, namun orang desa seperti saya baru bisa memegang dan menggunakannya 2 tahun belakangan.

Pada bulan Februari 2017, saat pertama kali memiliki Kartu yang berisi uang elektronik ini, keinginan untuk menggunakannya langsung menyeruak. Dengan semangat yang menggebu, saya langsung meluncur ke minimarket terdekat. Namun sayangnya kecanggihan teknologi perbankan di era ekonomi digital belum sepenuhnya menyentuh daerah-daerah pedesaan. Selama kurun waktu 5 bulan, saya belum bisa menggunakan kartu tersebut untuk berbelanja di desa. Baca Susahnya Menggunakan Flazz Card Di Desa. Ketiadaan alat pendukung di minimarket-minimarket terdekatlah yang menjadi penyebabnya. Hampir semua minimarket yang saya datangi sejak Bulan Februari hingga Juni 2017 tidak bisa menerima pembayaran menggunakan uang elektronik.

Kesempatan berbelanja menggunakan uang elektronik pertama kali saya alami kali di Surabaya. Saat itu saya sedang mengikuti sebuah acara di salah satu Mall di Surabaya. Seusai acara, saya iseng bertanya pada kasir supermarket yang ada disana, apa bisa menggunakan uang elektronik sebagai alat pembayaran. Mbak kasirnya jawab bisa, namun diantara 10 Kasir yang berjajar, mbaknya bilang hanya satu kasir saja yang melayani pembayaran menggunakan uang elektronik.
Disanalah pertama kali saya dapat melakukan pembayaran menggunakan uang elektronik.

Baca juga : Cara Menikmati Promo Belanja

Setelah bisa menggunakan uang elektronik untuk pertama kali, ada rasa senang yang terselip karena ini adalah pengalaman pertama. Setelah berbelanja, kita tinggal menyerahkan kartu yang berisi uang elektronik pada kasir, lalu kasirnya akan memproses menggunakan alat yang disediakan. Prosesnya mudah, cepat dan tak berbelit. Tidak perlu menunggu lama buat hitung uang dan menerima kembalian karena jumlah yang diinput dalam pembayaran disesuaikan dengan jumlah nominal yang dibelanjakan.

Cara belanja yang seperti ini tentu sangat menyenangkan. Gak perlu lagi itung-itung uang cash buat pembayaran, atau bawa banyak uang cash kemana-mana. Karena dengan membawa sebuah kartu saja kita bisa belanja sesuai kebutuhan. Nominal yang ada di dalam uang elektronik bisa diketahui dengan mudah. Kalau nominalnya tinggal sedikit, bisa isi ulang dengan berbagai cara.


Hal yang patut disayangkan, adalah penggunaannya yang belum menyentuh area pedesaan. Berdasarkan pengalaman saya, hampir semua minimarket yang saya datangi di tahun 2017 belum bisa menerima pembayaran menggunakan uang elektronik.

Kabar menggembirakan penggunaan uang elektronik baru saya dapatkan di awal tahun 2018. Saat ada ketentuan baru pembayaran tol yang harus menggunakan kartu elektronik, saya sedikit merasa gembira. Meskipun tidak bisa digunakan untuk berbelanja, saya fikir uang elektronik yang saya punya masih bisa digunakan buat pembayaran tol saat bepergian. Namun berhubung belum punya mobil sendiri, uang elektronik masih belum bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Penggunaan uang elektronik baru bisa saya rasakan manfaaatnya di Bulan Juli 2018. Di bulan tersebut saya menemukan ada salah satu minimarket di sekitar desa saya yang menerima pembayaran menggunakan uang elektronik. Hal ini tentu sangat menggembirakan. Saya jadi tidak kebingungan lagi kalau mau berbelanja menggunakan uang elektronik yang saya miliki. (Baca : Akhirnya Bisa Menggunakan Flazz Card di Desa)

Seiring perkembangan waktu, semakin banyak minimarket di sekitar desa saya yang menyediakan alat penerimaan pembayaran uang elektronik. Minimarket yang sebelumnya belum bisa menerima pembayaran menggunakan uang elektronik di tahun 2017, sekarang ini sudah bisa menerimanya. Ini tentu sangat menggembirakan bagi masyarakat secara umum dan bagi saya secara pribadi di era ekonomi digital saat ini.

Saya sendiri sangat terbantu dengan adanya uang elektronik ini. Saya jadi tidak perlu membawa uang cash kemana-mana. Cukup menggunakan uang elektronik yang berbentuk kartu tipis, saya bisa berbelanja berbagai barang kebutuhan sehari-hari. Semoga kedepannya penggunaan uang elektronik lebih membumi dan semua tempat bisa menerima pembayaran menggunakan produk ekonomi digital.

Munasya

Blogger, Writer and Teacher Contact Person : email : sy4r0h@gmail.com Twitter : @Munasyaroh_fadh IG. : @Muns_Fadh

2 komentar di “Pengalaman Penggunaan Uang Elektronik Dalam Era Ekonomi Digital

  1. saya ada pengalaman buruk 2x menggunakan uang elektronik ini. yang pertama pakai fxxxz, isi 200 ribu persiapan buat masuk tol, kemungkinan jatuh/tertinggal di minimarket. telpon ke minimarket, mereka mengaku tidak tahu. kedua pakai exxxxy, jatuh di stasiun KRL, pas sadar jatuh tanya ke petugas mereka bilang ga tahu, trus kalau exxxxy kan bisa dicek transaksinya di internet banking mxxxxxi, ternyata disedot pelan-pelan sampai habis. sejak saat itu saya sudah kapok pakai uang elektronik. mendingan ewallet yang scan QR code ataupun pegang uang tunai. just my opinion and my experience.

  2. Belum terbiasa menggunakan uang elektronik. Masih merasa nyaman pakai uang fisik. Padahal zaman sudah menuntut perubahan dan penyesuaian, sayangnya belum bisa. He … he.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas
error: Content is protected !!