Hari senin hingga jumat tanggal 16 hingga 20 oktober, saya berada didalam area Green School Bali. petualangan di Bali hari ketiga hingga hari kedelapan saya alami disini. Alasan kedatangan saya ke Bali sebenarnya adalah mengikuti kegiatan di tempat ini. (Baca dulu : Dari Green Book Menuju Green Scool). Kegiatan yang dimaksud bertajuk Green Edukator Course atau Kursus Pendidik Hijau.
Green School adalah sebuah Sekolah bertaraf International yang mayoritas siswa dan gurunya adalah orang luar negeri. Konsep utama pengajarannya berbasis lingkungan. Mengikuti Kursus disini adalah kegiatan langka yang tidak semua orang bisa merasakannya. Tapi alhamdulillah saya termasuk orang yang beruntung dan bisa merasakan suasana pengajaran di Green School.
Sesuai rencana semula, senin pagi kami berempat dari Green Books (saya, Mbak Wiwik, Mbak Qisthi dan Leni) berangkat ke Green School diantar oleh driver yang dipesan sebelumnya oleh Mr.Petr. Perjalanan ditempuh kurang dari 1 jam. Kompleks Green School ternyata luas sekali, meski Driver mengetahui letak Green School tapi tetap saja ada acara kesasar segala. Seharusnya kami masuk dari gerbang sisi timur, tempat penginapan kami, namun ternyata Driver mengarahkan ke gerbang sekolah di sisi barat. Salah kami juga sih yang tidak mencermati isi email yang di kirimkan, hanya mengandalkan driver yang sudah pernah kesana.
Setelah balik arah dan bertanya sana-sini, akhirnya kami temukan juga tempat yang di tuju. Green Camp Lodge yang merupakan tempat penginapan kami 5 hari kedepan berada di sebelah timur area Green School. Tempatnya yang agak tersembunyi dibalik hutan dan bukit membuat orang ragu untuk memasukinya. Banyak yang mengira itu adalah jalan buntu padahal sebenarnya ada penginapan asri disana.
Baca juga : Plus Minus Tinggal di Apartemen
Di Green Camp Lodge kami berempat disambut oleh panitia Green Edukator Course. Ada Aiz Lamere (asal Maluku) dan Sanne van Oort (WNA Belanda) disana. Disamping itu ada banyak peserta lain yang ternyata sudah tiba terlebih dahulu. Ada yang dari Kalimantan, Dari Aceh, Dari Bali dan dari Padang. Mereka adalah Patric, Widya, Pitery, Monica, Debby, Bayu, Wisa, Bu Retno, Bu Artiwi, Arni, Putu Joni, Dek No dan beberapa orang lainnya.
Setelah berkenalan dan berbasa basi sebentar, kami diperkenankan untuk memilih kamar masing-masing di Lodge. Sebelumnya kami diberikan godibag dan tag name dari bambu yang unik. Seluruh area Green School bertemakan bambu, jadi semua pernak-perniknya juga terbuat dari bambu. Termasuk kamar tempat penginapan kami dan tagnamenya.
Penginapan yang kami tempati (Green Camp Lodge) berbentuk rumah panggung 2 lantai. Lantai pertama untuk peserta cowok dan lantai kedua untuk peserta Cewek. Tekstur tanah yang berbukit membuat peserta ceweknya tidak perlu naik tangga, mereka hanya perlu berjalan menanjak menyusuri tanah berbatu untuk sampai ke lantai 2. Di masing-masing lantai hanya terdapat satu ruangan, namun terdapat 20 ranjang tempat tidur disana. Ranjangnya sendiri bertingkat/susun dua sehingga satu ruangan cukup untuk 20 orang. Saya sendiri pilih ranjang yang dibawah karena sedikit takut dengan ketinggian.
Semua ornamen didalam penginapan terbuat dari bambu. Tak perlu takut tergores atau tertusuk bambu karena bambu-bambu tersebut sudah diperhalus dan dipernis dengan cantik. Untuk menghindari gangguan nyamuk, ada kelambu kain dan kipas angin yang telah disediakan. Menginap disini rasanya sangat berbeda dengan penginapan-penginapan lainnya.
Menginjak pukul 09.30 semua peserta berkumpul dan melakukan sesi pengenalan. Ada sekitar 17 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka inilah yang akan menjadi teman sekaligus keluarga baru saya. Mereka adalah pribadi-pribadi yang luar biasa dan sangat menginspirasi. Dalam sesi pengenalan ini ada 3 game yang dimainkan. Game tersebut menekankan pada kebersamaan, kekompakan dan sedikit olah pikiran.
Seusai game pengenalan, peserta diajak untuk berkeliling di area Green School. Akses jalan di area green school diluar bayangan saya sebelumnya. Jalannya naik turun, menanjak, berbatu dan berkelok-kelok. Tanjakannya lebih tinggi daripada jalur ke Jabalkat yang pernah saya lewati di Jawa Tengah. Kanan kiri masih banyak yang berupa rumpun bambu dan aneka pepohonan. Lokasinya yang di tengah hutan membuat kesan menyatu dengan alam sangat terasa. Perlu dicatat, jika mau kesini harus pakai sandal jepit atau sepatu outdoor karena beberapa bagian harus melalui tangga atau tanjakan dan turunan yang berbatu.
Sampai di area yang disebut Peace Garden, peserta diajak untuk istirahat sejenak sambil mendengarkan penjelasan dari Ibu Ika yang merupakan Ketua Yayasan Kul-Kul Foundation. Kul-Kul Foundation adalah Yayasan yang membawahi Green School Bali. Pihak panitia kemudian membagikan perlengkapan audio-komunikasi kepada setiap peserta dan tur pun dimulai. Sayangnya di komplek Green School, Hp saya tidak pernah bisa digunakan sama sekali sehingga tidak bisa cekrak cekrek sesuka hati. Foto yang ada di sini kebanyakan saya ambil dari grup whatsapp. Postingan ini juga baru bisa ditulis saat sudah pulang ke rumah.
Dalam tur pengenalan Green School, para peserta Green Edukator Course diperlihatkan beberapa sisi dari Green School. Ada markas Kembali (Bank Sampahnya Green School), tempat penelitian Bio Bus, kolam lumpur, jembatan bambu, batu kristal tempat meditasi, kantin green school, kolam ikan dan masih banyak yang lain. Tempat penangkaran burung jalak bali juga terdapat dalam area Green School ini.
Konsep utama bangunan-bangunan di Green School adalah ramah lingkungan tanpa semen sedikitpun. Arsitektur bangunannya hampir semua didominasi oleh bahan dasar bambu dengan langit-langit yang tinggi beratap rumbia. Walaupun tidak ada AC, suasana di dalam ruangan tetap terasa adem karena adanya pepohonan yang alami.
Setelah berkeliling ke beberapa areal Green School, tepat pukul 12.30 peserta diperkenankan istirahat dan makan siang. Karena waktu juga menunjukkan waktu dhuhur, saya minta izin untuk sholat. Di Green School tidak ada musholla atau masjid karena sebagian besar penghuninya adalah non muslim. Tapi pihak panitia kemudian mencarikan tempat yang suci buat peserta muslim yang ingin menunaikan sholat. Saya dan beberapa teman muslim akhirnya bisa sholat dengan khusyuk.
Pukul 13.15 WITA, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi bersama mengenai Apa itu Keberlanjutan?. Peserta dibagi kedalam beberapa kelompok dan mendiskusikan tentang berbagai pertanyaan yang diajukan. Setelah itu hasilnya dipresentasikan di depan kelompok lainnya. Berhubung semua peserta adalah orang-orang yang aktif dan berkompeten dalam pendidikan, diskusi berlangsung dengan seru dan meriah. Pemandu sampai kewalahan mengatur waktu.
Pasca diskusi, sudah ada Mr.Brett yang menunggu dan memberikan beberapa contoh permainan untuk anak-anak berbasis lingkungan sekitar. Permainan cukup mudah dan dapat dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kategori usia. Di rumah, saya juga sering melakukan permainan sejenis ini bersama anak-anak TBM Bintang Brilliant.
Sesuai dengan jadwal yang telah disusun, pukul 15.30 hingga 16.00 WITA adalah jadwalnya coffe break dan Istirahat. Kesempatan tersebut kemudian saya gunakan untuk kembali ke lodge untuk sholat dan mandi. Karena letak lodge yang cukup jauh dari tempat kegiatan, waktu istirahat terpangkas cukup banyak untuk perjalanan pulang dan kembali lagi. Jadinya istirahat cuma bisa sebentar saja.
Kegiatan selanjutnya adalah makan malam di sebuah tempat yang bernama HOS (Heart Of School). Tempat ini adalah sebuah bangunan utama berbahan baku bambu 3 lantai yang berdiri kokoh dan megah. Lantai bawah digunakan oleh siswa, guru dan staf untuk lunch. Lantai atas dipergunakan sebagai Library, Office High School dll.
Kegiatan terakhir sebagai penutup petualangan Bali hari ketiga adalah sesi perkenalan lanjutan. Sesi ini dilakukan dari pukul 18.30 sd 20.00 WITA. Para peserta berkenalan dengan media foto masing-masing. Dimana mereka menceritakan keseharian mereka dan pekerjaan yang dilakukan sekarang. Ada banyak kata wah yang terucap kala masing-masing orang menceritakan tentang dirinya. Semuanya bikin decak kagum dan terperangah. Mereka semua benar-benar luar biasa, baik dalam pengalaman, ide maupun dalam keseharian. Sayangnya saya sedikit mendapat gangguan disini sehingga fokus berkurang dan tidak bisa menuliskan detailnya.
Begitulah pengalaman dan petualangan di Bali hari ketiga yang bisa saya tuliskan. Sebenarnya masih banyak lagi detail yang belum dituliskan. Namun karena ini sudah teramat panjang, pasti nanti banyak yang bosan. Nantikan tulisan petualangan hari selanjutnya di blog ini. Jangan lupa untuk meninggalkan saran atau kritikan untuk perbaikan saya kedepan.
Baca kisah selanjutnya : Petualangan di Bali hari keempat
Ya ampun Mbak… beruntung banget ya dirimu… Dari dulu aku naksir sekolah ini. Sampai pernah kepengen dan cari-cari info caranya bisa ngajar di sana.
Ditunggu cerita selanjutnya ya…
Alhamdulillah rezeki saya bulan ini bisa melipir kesini. Wah…. Mbak Ika pasti jago bahasa Inggrisnya sampai pengen ngajar disini, disanakan isinya bule semua