Hari ini tanggal 21 April diperingati sebagai hari kartini. Di berbagai sekolah di seluruh penjuru Nusantara berlomba-lomba memperingatinya. Bahkan mbah google juga ikut-ikutan memperingatinya dengan memajang foto RA Kartini di halaman utama situs pencariannya.
MENGAPA HARUS KARTINI ?
Menjelang hari Kartini seperti sekarang ini, saya selalu berfikir kenapa hanya hari lahir kartini saja yang diperingati? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?
Jika membaca sejarah, Negara Indonesia punya beberapa pejuang wanita yang tidak kalah heroiknya dengan perjuangan Ibu kartini. Ada Cut Nyak Dien, Opu Daeng Risadju. Dewi Sartika, Rohana Kudus dan lain-lain.
Cut Nyak Dien adalah salah seorang pejuang wanita yang terjun langsung di medan Perang melawan penjajah Belanda dan bertindak sebagai pemimpin pasukan.
Dewi Sartika tidak hanya berwacana tentang pendidikan bagi kaum wanita di sekelilingnya. Beliau bahkan berhasil mendirikan sebuah sekolah khusus perempuan. Rohana Kudus juga melakukan hal yang sama di kampung halamannya di Padang dengan mendirikan sekolah-sekolah untuk kaum wanita. Rohana Kudus bahkan tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di Indonesia dan menulis banyak karya.
Yang dilakukan oleh Kartini hanyalah menulis surat kepada teman-temannya di negeri Belanda dan menyampaikan pemikiran-pemikirannya tentang pentingnya pendidikan bagi kaum wanita di sekelilingnya. Kartini hanya menyampaikan pemikiran-pemikirannya dalam surat, sedangkan Sartika dan Rohana sudah lebih jauh melangkah mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata.
MENGAPA HARUS BERKEBAYA ?
Setiap hari Kartini, tempat-tempat penyewaan baju selalu ramai oleh para penyewa baju adat. Hal itu karena banyak institusi terutama institusi pendidikn mulai tingkat pra-sekolah (Paud/ TK) hingga Sekolah Menengah Atas berlomba-lomba mengadakan pawai dan lomba kebaya atau baju adat. Ada pula kantor yang mewajibkan para pegawainya untuk memakai kebaya di hari Kartini ini.
Kartini itu terkenal karena surat-suratnya bukan karena bajunya. Trus kenapa pergi ke sekolah/ke kantor harus pake baju adat bahkan ada perlombaan fashion show juga ? Kenapa sedikit sekali yang mengadakan lomba di bidang kepenulisan atau lomba penyampaian pemikiran-pemikiran baru tentang kehidupan masa kini untuk memperingati Hari Kartini ?
Apa sih filosofi dari pemakaian kebaya atau baju-baju adat pada hari Kartini ? Adakah relasi antara baju adat dengan perjuangan Kartini itu sendiri ?
Menurutku kalau wanita memakai kebaya, berarti secara tidak langsung menunjukkan bahwa wanita itu beda dg pria dan harus dispesialkan. Sehingga emansipasinya juga terhalang sempurna.
PERTANYAAN LAINNYA
Saya juga masih penuh tanya kenapa hanya ibu kita kartini yang dianggap putri sejati ? Yang lain gimana ??
Apapun argumen tentang pertanyaan-pertanyaan diatas semoga kita sebagai generasi penerus bisa meneruskan perjuangan para pahlawan bangsa dan mengisi tanah air Indonesia dengan hal-hal berguna.
Gak bisa dipungkiri, pengertian sempit mengenai hari Kartini ini membuat wanita tampak cantik jika ((jika)) mengenakan pakaian adat (kebaya). Jika tidak, maka diindikasi sebagai tidak menghargai warisan luhur bangsa.