Di akhir bulan juli, tepatnya di hari Sabtu tanggal 23 kemarin. Saya berkesempatan untuk ikut kegiatan yang diadakan oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kota Surabaya (DISBUDPARTA) temanya adalah “One Day City Tour “Timur Surabaya”
Meskipun bukan penduduk Surabaya, tapi saya diperkenankan ikutan acara yang diadakan oleh instansi daerah kota Surabaya tersebut. Peserta kegiatan ini diambil dari para penggiat di dunia Maya seperti : Blogger, pengguna facebook, twitter, instagram dan pengguna sosial media lainnya. Saat berlangsungnya acara, saya baru tahu ternyata banyak peserta dari luar Surabaya selain saya.
Untuk ikutan kegiatan seperti ini, sebenarnya prosedurnya sangat mudah. Kita tinggal isi formulir online yang biasanya berbentuk Google formulir. Nanti pihak penyelenggara akan menghubungi kita, bisa lewat email maupun no HP. Cuma kesempatan seperti ini sangat langka, sehingga kadang harus berebut dengan yang lainnya karena peminatnya cukup banyak sementara kuotanya terbatas.
Maksud dan tujuan diadakannya Tour Kota SURABAYA bagi penggiat dunia maya adalah untuk mempromosikan dan memperkenalkan tempat-tempat wisata menarik di kota Surabaya yang terkadang terlewatkan atau tidak diketahui.
Adapun rute awal On Day City Tour “Timur Surabaya” yang ditentukan penyelenggara adalah sebagai berikut :
- Kumpul di Kantor Disbudparta Kota Surabaya. Gd. Ex Siola lt. 2 Jl. Tunjungan Surabaya.
- Mangrove Wonorejo.
- Sentra UKM MERR
- Sentra ikan Bulak + makan siang. (Diganti ke pantai Kenjeran)
- Melintas Jembatan Kenjeran – Bulak
- Menikmati pesona Festival Layang-layang di Pakuwon City.
Karena berbagai pertimbangan salah satunya efisiensi waktu, rute diatas sedikit mengalami perubahan rencana. Ada beberapa tempat yang batal dikunjungi dan diganti dengan tempat lain.
Pihak Disbudparta sudah mengharuskan para peserta untuk datang ke kantor Disbudparta Pukul 07.30 WIB. Itu bikin saya harus siap-siap sejak subuh karena perjalanan dari Lamongan ke Surabaya cukup jauh, belum lagi kalau terjebak macet. Bakalan lama di perjalanan.
Pukul 06.00 WIB saya sudah stanby di Telon Sumlaran, berhubung bis yang ke Bungurasih tak kunjung datang, sayapun nekat naik bis yang ke Osowilangun. Pertimbangannya nanti bisa oper bis kota. Daripada ntar terlambat dan ditinggal rombongan. Saat di Osowilangun gak jadi naik bis Kota karena kelamaan ngetemnya, saya naik angkot ke Pasar Turi, kemudian oper angkot RT (TULUS).
Letak gedung Siola sebenarnya sudah tahu karena sering lewat didepannya, namun untuk masuk baru pertama kali ini. Sampai di gedung Siola sekitar pukul 07.50 agak sedikit telat dari jadwal. Di sana sudah banyak yang datang dan bersiap untuk berangkat. Saya gak ikut brefing dan acara sambutan-sambutan karena telat, tapi masih sempat isi absensi. Alhamdulillah saya gak ditinggal. Meski gak dapat tanda pengenal (keplek) peserta namun saya dapat buku panduan pariwisata kota Surabaya. Isinya sangat lengkap, ada tempat wisata, penginapan/hotel, pusat jajan/kuliner dan lain-lainnya. Ini adalah penampakan bukunya.
Buku saku panduan wisata di SurabayaJumlah peserta City Tour Surabaya Timur ini lumayan banyak, ada 2 bus pariwisata besar yang digunakan. Itu berarti pesertanya lebih dari 100 orang. Masing-masing bus ditemani oleh guide dari Disbudparta Surabaya.
MUSEUM SURABAYA
Tour pertama diawali dengan mengunjungi Museum Surabaya. Letaknya kebetulan masih satu gedung dengan Kantor Dishubparta. Kalau Dishubparta ada di lantai 2, Museum Surabaya ada di lantai dasar gedung Siola. Jadi tidak perlu naik bis, cukup turun tangga saja.
Museum ini tergolong tempat wisata baru di Surabaya karena baru diresmikan olhe Walikota Surabaya Tri Risma Harini pada 3 Mei 2015. Tidak ada pungutan biaya saat masuk ke dalam museum ini.
Didalamnya terdapat benda benda bersejarah dari jaman kolonial Belanda. Mulai dari peralatan rumah tangga jaman dulu, alat transportasi, perlengkapan rumahnya sakit sampai arsip-arsip pemerintahan jaman dahulu yang ditulis dengan huruf latin. Usia arsip-arsip ini ada yang lebih dari 100 tahun.Hal itu terlihat jelas dari kertas yang digunakan dan juga tahun yang tertera di bukunya.
Setelah melihat dari dekat Museum Surabaya ini, terbersit dalam pikiran saya untuk mengajak anak-anak asuh saya berkunjung ke sini suatu saat nanti. Letaknya strategis dekat dengan Tunjungan Plaza dan juga gratis. Museum Surabaya dapat dikunjungi setiap hari mulai pukul 08.00 wib sampai 21.00 wib.
Koleksi di dalam Museum SurabayaSetelah puas berkeliling di dalam Museum Surabaya, pihak penyelenggara kemudian meminta peserta tour untuk masuk kedalam bis yang disediakan. Ada 2 bis besar yang disediakan. Masing-masing bis disediakan guide/pemandu yang menjelaskan berbagai hal tentang wisata Surabaya. Jadi ngerasa jadi turis.
Sebagai penggiat dunia Maya tak lengkap rasanya jika tak narsis dan membagikan segala sesuatu ke sosial media. Oleh karena itu pihak penyelenggara mengharap para peserta untuk menggunakan hastag #sparklingsurabaya dan juga #CitytourSub dalam setiap status / postingan di media sosial. Bagi yang paling aktif akan dapat hadiah.
MANGROVE WONOREJO
Tujuan tour selanjutnya adalah ke EKOWisata Mangrove yang letaknya ada di Wonorejo Rungkut Surabaya.
Sebelumnya saya sudah pernah berkunjung ke Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya ini sekitar tahun 2014. Ini adalah kunjungan kedua saya. Suasananya tidak jauh berbeda, hanya ada sedikit perubahan di sana.
Pada kunjungan pertama saya langsung ke dermaga perahu dan meluncur ke Lokasi Gazebo. Hampir seharian berada di Gazebo di tengah hutan mangrove tersebut karena kegiatannya berpusat disana. Namun kali ini sebelum ke dermaga perahu, peserta tour diajak jalan-jalan terlebih dahulu ke area jogging track. Biaya masuknya 3 ribu rupiah. Disini terdapat jembatan kayu yang sangat panjang menerobos rerimbunan mangrove, panjangnya mungkin kurang lebih 500 m. Jadi kalau bolak balik za lumayan. Tapi karena hijau dan rindang dengan aneka pepohonan mangrove, tak terasa sudah sampai diujung dan harus balik kembali ke pintu masuknya.
Dari area jogging track, jalan-jalannya dilanjut dengan naik perahu menuju gazebo-gazebo yang ada di muara sungai. Untuk naik perahu harus bayar Rp 25.000 per orang dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak. Sebagian peserta tour ada yang tidak mau ikut naik perahu dan memilih menunggu di area peristirahatan, namun sebagian yang lain tetap melanjutkan menggunakan perahu. Lama perjalanan dari dermaga utama dengan dermaga gazebo sekitar 20 menit perjalanan. Di sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan yang asri dan hijau. Banyak yang foto selvie dengan latar belakang cipratan air perahu dan pemandangan sekitar.
Setelah sampai di dermaga Gazebo, kami jalan kaki menuju beberapa gazebo yang ada. Pada kunjungan pertama saya dulu hanya ada 3 gazebo, namun saat ini sudah bertambah banyak. Ada 5 Gazebo yang sudah jadi dan ada beberapa lainnya yang masih dalam pembangunan. Toilet dan mushola juga lebih banyak. Semua bangunan terbuat dari bambu.
Sepanjang jalan menuju gazebo kami menyusuri jalan panggung setapak yang terbuat dari anyaman bambu, dikiri kanannya adalah hutan mangrove. Letak Gazebo ini ada di muara sungai jadi kita bisa melihat laut dari tempat ini. Jembatan Suramadu juga tampak dari kejauhan. Setiap gazebo mempunyai pemandangan sendiri-sendiri karena jarak antara satu dengan yang lainnya cukup jauh. Di gazebo kita juga bisa duduk-duduk sambil menikmati semilir angin laut yang nyaman. Kalo sudah bosan bisa balik ke dermaga utama dengan naik perahu lagi. Untuk pulangnya tidak perlu bayar lagi karena sudah bayar di depan. Rutenya masih sama seperti saat datang.
Perjalanan selanjutnya adalah ke Pusat Oleh-oleh sentra UKM MEER, Kenjeran Park dan Festival Layang-layang. Bisa dilihat di postingan selanjutnya.