Trans Jatim kini menjadi salah transportasi umum paling diminati di Jawa Timur. Dengan bus berwarna hijau dan biru, setiap koridor menghubungkan kota dan kabupaten berbeda, membawa ribuan penumpang setiap harinya. Pembayarannya murah meriah dan terpenting kesediaan bus dan juga posisinya bisa dipantau online lewat aplikasi.

Rute Trans Jatim
Berikut rute lengkap Trans Jatim (update Oktober 2025)
Koridor 1 : Porong (Sidoarjo) – Surabaya – Terminal Bunder Gresik
Koridor yang paling sibuk. Bus melintasi Porong, Waru, Bundaran Aloha, Sidoarjo, kemudian masuk ke Terminal Purabaya Surabaya sebelum akhirnya berakhir di Terminal Bunder Gresik dengan beberapa pemberhentian di dalam Kabupaten Gresik. Jarak antar bus 5-10 menit.
Koridor 2 : Terminal Kertajaya Mojokerto – Surabaya
Rute ini menghubungkan Mojokerto ke Surabaya melalui Taman, Sepanjang, Kemendung, Medaeng, hingga Siwalankerto. Saat ini rutenya tidak masuk Terminal Purabaya/Bungurasih. Jarak antar bus 15-20 menit
Koridor 3 : Terminal Kertajaya Mojokerto – Terminal Bunder Gresik
Sering disebut “Suhita”, koridor ini melintasi Dawarblandong, Pulorejo, Menganti, Cerme dan masuk Gresik bagian selatan sebelum tiba di Terminal Bunder. Jarak pemberangkatannya lumayan lama antara 20 – 40 menit
Koridor 4 : Terminal Bunder Gresik – Lamongan Kota
Menyusuri jalur pesisir utara, koridor ini lewat Manyar, Bungah, Sidayu, hingga Lamongan Kota. Termasuk koridor dengan penumpang padat.
Koridor 5 : Surabaya – Bangkalan (Madura)
Koridor yang melintasi Jembatan Suramadu, menghubungkan Terminal Purabaya – Perak – Kenjeran – Suramadu – Kota Bangkalan. Armada berbeda dengan pintu depan dan belakang lebih rendah.
Koridor 6 : Sidoarjo – Mojokerto
Menghubungkan dua kota besar melalui Porong, Tanggulangin, Krian, hingga Mojokerto. Meski tidak sepopuler koridor lain, keberadaannya memudahkan mobilitas pekerja harian.
Koridor 7 : Terminal Lamongan – Dukun – Paciran
Koridor pesisir yang melewati desa-desa dan pasar kecil. Termasuk Desa Pucangro, Kecamatan Kalitengah, Lamongan, yang jadi tempat tinggalku saat ini.
Tarif Trans Jatim
Salah satu alasan Trans Jatim disukai adalah tarifnya yang sangat terjangkau:
- Rp 5.000 untuk penumpang umum
- Rp 2.500 untuk pelajar, santri, dan mahasiswa
- Di beberapa koridor seperti koridor 1 & 3 ada bus Luxury dengan tarif 25.000. Ini buat yang gak mau capek berdiri atau berdesakan dengan penumpang lainnya.
- Tarif berlaku flat, berapa pun jaraknya. Pembayaran bisa tunai, QRIS, atau dompet digital aplikasi Trans Jatim Ajaib.
Fasilitasnya pun cukup nyaman: AC dingin, kursi empuk, serta banyak armada berdesain rendah (low entry) pada koridor tertentu. Informasi umum seputar pembinaan transportasi dan pengelolaan lingkungan juga dapat ditemukan pada situs-situs lembaga publik seperti https://dlhdeliserdang.org/ yang sering menjadi rujukan untuk kebijakan transportasi ramah lingkungan di berbagai daerah.
Salah satu hal yang menyenangkan dari Trans Jatim, kini perjalanan bisa dipantau lewat aplikasi Trans Jatim Ajaib untuk seluruh koridor. Pengguna dapat melihat posisi bus secara real-time sehingga lebih mudah memperkirakan waktu kedatangan.
Alternatif lainnya, tersedia aplikasi Surabaya Bus, meski saat ini baru optimal untuk Koridor 1–5 dan belum memperbarui rute lainnya. Fitur ini sangat membantu, terutama ketika sedang mengejar waktu atau ingin merencanakan perjalanan dengan lebih efisien. Mau ngendap saldo di aplikasi tersebut juga bisa. Pembayaran makin efisien.
Ceritaku Bersama Trans Jatim

Ada banyak jenis transportasi umum di Jawa Timur yang sudah aku naiki, tetapi Trans Jatim selalu meninggalkan cerita unik dalam tiap perjalanan. Setiap koridor punya wajah, karakter, dan suasananya sendiri.
Trans Jatim Koridor 1
Ini koridor yang paling akrab bagiku. Setiap kali ke Gresik aku nyaris selalu naik bus Koridor 1. Dari Terminal Bunder, antreannya sering tak karuan panjangnya. Orang-orang berdesakan, berebut naik sebelum pintu otomatis tertutup. Menuju Surabaya, bus selalu padat, sering kali penumpang tidak dapat tempat duduk. Tapi justru itulah yang membuat koridor ini terasa hidup.
Di Terminal Bungurasih/Purabaya juga sama. Penumpangnya selalu membludak. Kalau lagi longgar dan badan tidak terlalu capek, biasanya aku naik koridor ini menuju Bunder (Gresik) untuk kemudian lanjut naik bus AKDP ke Sumlaran Lamongan. Lumayan menghemat biaya. Hanya 15.000 saja. Beda kalau naik bus AKDP langsung dari Purabaya, tarifnya hingga 28.000. Itupun kadang ngetemnya lama di depan pintu terminal.
Pintu bus koridor ini lumayan tinggi, jadi naiknya harus dari halte. Harus hati-hati juga saat melangkah. Area dalamnya lumayan luas. Bisa dimasuki 40 penumpang yang duduk dan berdiri.
Trans Jatim Koridor 2
Aku pernah sekali naik Koridor 2 dari Mojokerto menuju Surabaya. Busnya lebih lengang dari Koridor 1, (kalau tidak jam pulang/masuk kerja). Saat jam pulang/masuk kerja, bisnya penuh sesak juga. Kursinya nyaman dan rutenya terasa mulus. Hanya saja, karena tidak lewat Terminal Bungurasih, agak kerepotan ketika harus berganti moda transportasi. Meski begitu, perjalanan itu tetap meninggalkan kesan tenang, seperti naik versi “soft” dari Koridor 1.
Trans Jatim Koridor 3
Koridor ini menjadi koridor yang selalu bikin pusing kepala. Beberapa kali aku menumpang rutenya dari Mojokerto ke Gresik. Jalurnya berliku, naik-turun, penuh tikungan. Ditambah model kursi berhadapan, pusing itu rasanya sudah jadi paket lengkap. Tapi justru rute inilah yang menunjukkan wajah pedesaan Jawa Timur yang jarang terlihat. Ada sawah luas, pepohonan tua, jalan kecil yang tenang. Beberapa tempat wisata juga terlewati jalur ini.
Trans Jatim Koridor 4
Khusus di koridor ini, aku belum pernah menaikinya. Tapi berdasarkan cerita teman-teman yang sering mobile Gresik–Lamongan, busnya hampir selalu penuh. Ada kesan bahwa koridor ini adalah “jalur kehidupan” bagi warga pesisir. Dari tampilan penumpangnya saja sudah terlihat betapa dibutuhkannya rute ini.
Trans Jatim Koridor 5
Perjalanan dengan Koridor 5 terasa berbeda. Aku pernah naik dari Bungurasih menuju Bulak, sebelum Suramadu. Bus ini lebih rendah, pintunya ada dua, di depan dan belakang. Rasanya lebih ramah untuk semua penumpang. Perjalanan menuju arah Madura ini terasa istimewa dengan dialek khas para penumpangnya. Meski tidak sampai Bangkalan, aku bisa membayangkan betapa jauhnya jangkauan Trans Jatim hingga menyeberang ke Madura. Ini bikin masyarakat Jawa Timur bangga.
Trans Jatim Koridor 6
Sejujurnya, Koridor 6 juga belum pernah kucoba sama sekali. Ini termasuk koridor baru yang launching di 2025. Ada rasa penasaran, tetapi belum ada kesempatan yang mengarah ke sana. Suatu hari nanti, mungkin aku akan sengaja mencobanya hanya demi melengkapi petualangan ini.
Trans Jatim Koridor 7
Inilah koridor favoritku: Trans Jatim Koridor 7.
Bukan hanya karena desain busnya mirip Koridor 5 yang mudah dinaiki, tapi karena rute ini melewati Desa Pucangro, tempat tinggalku. Ada halte di depan Pasar Wage. Tempat yang dulu hanya ramai saat hari pasaran, kini tak pernah benar-benar sepi.
Ketika bus berhenti di halte desa, rasanya seperti melihat potongan kecil dari perubahan yang pelan tapi pasti. Anak sekolah kini lebih mudah berangkat, ibu-ibu bisa ke kota tanpa menunggu tebengan, dan aku sendiri sering naik saat ada kerjaan di Surabaya.
Di setiap perjalananku bersama Trans Jatim, ada kesan hangat yang sulit digambarkan. Setiap koridor membawa cerita, setiap perjalanan menawarkan kejutan, dan setiap halte menghadirkan wajah-wajah baru. Demikian Coretan Dari Desa yang bisa aku posting kaki ini. Tiap perjalanan yang sederhana, selalu punya ruang di hati. Katanya sekarang sudah ada koridor 8 yang menghubungkan Malang Kota dan Kabupaten. Tapi masih belum bisa diekplore. Karena baru beberapa hari di launching.
