Tahapan Menanam Padi ala Orang Desa Pucangro – Sektor pertanian padi menjadi mata pencaharian sebagian petani di pedesaan. Padi yang menghasilkan beras dikonsumsi sehari-hari dan menjadi makanan pokok berupa nasi. Begitu bergantungnya masyarakat akan beras dan nasi, membuat mereka merasa belum makan kalau tidak ada nasi. Makanan lain selain nasi, dianggap sebagai cemilan atau pendamping saja.
Untuk mendapatkan sepiring nasi, ada banyak proses yang mesti dijalani. Bagi yang tinggal di pedesaan dan kehidupannya bergantung pada sawah dengan hasil budidaya padi, pasti tidak asing dengan segala proses di dalamnya. Namun bagi yang tinggal di perkotaan atau di di lingkungan sekitarnya tidak ada areal persawahan, tentunya tidak pernah tau apa saja yang mesti dilakukan untuk mendapatkan sepiring nasi.
Proses budidaya padi di tiap daerah atau desa berbeda-beda. Karena dipengaruhi oleh kultur budaya dan kondisi alam setempat. Perkembangan teknologi yang semakin cepat juga ikut mempengaruhi kecepatan proses di dalamnya.
Pada postingan Blog Coretan Dari Desa kali ini saya akan mencoba menggambarkan proses menanam padi yang biasanya dilakukan oleh masyarakat desaku. Istilah-istilah umum khas daerah mulai dari tahap pemilihan benih hingga panen juga saya selipkan supaya dapat dijadikan pemahaman bagi yang awam.
Desa Pucangro Tanam Padi Hanya Setahun Sekali
Perlu diketahui bahwa Desaku yang terletak di Desa Pucangro Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan merupakan salah satu daerah dataran rendah bonorowo. Karena topografi desa yang rendah tersebut membuat tanam dan panen padi hanya dapat dilakukan setahun sekali. Hal ini tentu sangat berbeda dengan daerah atau desa lainnya yang bisa panen 2 atau 3 kali dalam setahun.
Biasanya masyarakat Desaku menanam padi pada akhir musim penghujan hingga awal musim kemarau. Prosesnya membutuhkan waktu 3 hingga 4 bulan. Rentang waktu mulai tanam ditentukan dalam musyawarah petani sehingga bisa berbarengan dari mulai pemilihan benih hingga panen. Musyawarah tersebut perlu dilakukan karena harus menyesuaikan dengan jatah irigasi air dan memang harus dilakukan bergantian.
Daerah bonorowo seperti desaku tidak memiliki sumber air sendiri. Irigasi air disalurkan lewat sungai kecil antar sawah yang berasal dari air hujan. Jika kebutuhan air tidak mencukupi, maka diambilkan dari genangan air di rawa. Persoalan air itulah yang menyebabkan panen padi hanya bisa dilakukan setahun sekali saja didesaku.
Di musim penghujan yang stok air melimpah, sawah berubah menjadi tambak ikan yang diisi dengan bandeng, nila, tombro dan udang vanami. Musim hujan identik dengan cerita banjir. Saat musim kemarau yang kering, areal sawah ada yang ditanami dengan jagung, timun, semangka atau tanaman palawija lainnya. Namun tak jarang, sawah dibiarkan begitu saja saat musim kemarau karena susah mendapatkan sumber air.
Tahapan Menanam Padi
Untuk mendapatkan tanaman padi yang berkualitas, membutuhkan tata cara dan proses penanaman yang baik dan benar. Pengalaman selama berpuluh-puluh tahun membuat masyarakat sudah terbiasa dengan segala proses di dalamnya. Adanya perkembangan teknologi yang pesat amat memudahkan dan diterima dengan senang hati.
Berikut ini beberapa tahapan menanam padi ala Orang desaku. Sebagian besar tahapannya sama dengan daerah pertanian lainnya karena memang begitulah seharusnya.
Persiapan Tempat Persemaian (media tanam benih)
Media tanam untuk menanam padi sudah disiapkan sebelumya oleh beberapa petani yang mampu dalam segi biaya, waktu, tenaga dan lahan. Tidak semua petani menyiapkan hal ini karena berbagai kendala yang dihadapi. Petani ini nantinya tinggal membeli wineh (batang padi hasil pembenihan) dari petani lainnya yang punya benih.
Minimal dua minggu sebelum penanaman benih. Petani sudah menguras sawah tambak miliknya untuk dijadikan media tanam benih. Jika sudah dikuras dan airnya tinggal sedikit, tanah sawah diolah dengan cara dibajak. Pembajakan dilakukan supaya tanah menjadi lunak, gembur dan dapat ditanami.
Kalau jaman dulu, pembajakan dilakukan dengan mencangkul. Ada juga yang dibantu menggunakan sapi atau kerbau. Sekarang sudah menggunakan traktor yang relatif lebih mudah dan cepat. Dalam bahasa setempat, pembajakan disebut dengan “nggaru”.
Setelah dibajak, areal lahan untuk media tanam bibit digenangi dengan air dengan kedalaman 10 cm. Genangan dibiarkan kurang lebih 2 minggu supaya berlumpur dan segala sesuatu yang menghambat seperti racun atau hewan-hewan dalam tanah mati atau hilang ternetralisir.
Pemilihan Bibit
Petani ada yang mendapatkan bibit dari padi yang dihasilkan dari panen tahun sebelumnya yang memang sudah terbukti bagus. Ada juga yang membeli bibit langsung di toko pertanian. Walaupun demikian pemilihan bibit padi tidak bisa sembarangan. Ada proses tertentu yang harus dilakukan. Kualitas bibit menentukan keberhasilan panennya.
Bibit untuk tanaman padi biasanya dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk menentukan kualitasnya. Pengujian dilakukan dengan merendam sekitar 100 butir benih padi dalam air. Setelah semalam, akan terlihat hasilnya. Jika terdapat lebih dari 90% butir yang berkecambah, maka benih tersebut berkualitas dan bermutu tinggi. Tapi jika hanya sebagian saja yang berkecambah, maka tidak disarankan untuk meneruskannya. Harus cari bibit yang lain. Perendaman ini dikenal dengan nama “ngekum”
Persemaian
Setelah menentukan benih untuk bibit, maka dapat dilakukan persemaian di lahan yang telah disiapkan sebelumnya. Bibit padi yang sebelumnya sudah dikum (direndam) disebarkan secara merata di lahan persemaian.
Lahan persemaian yang berair dan berlumur secara berkala diberikan pupuk sesuai dosis masing-masing. Kedalaman air juga dijaga dalam batas waktu tertentu. Jika airnya berkurang, harus dialiri air dari luar. Tapi jika airnya terlalu banyak harus dikeluarkan. Disinilah kesabaran patani sudah mulai diuji.
Terkadang hujan turun dengan derasnya sehingga merusak tanaman padi yang baru mulai tumbuh dan membuat air tambah banyak. Terkadang panas menyengat sehingga air didalam sawah menjadi berkurang. Mangkanya pompa air harus standby terus.
Jangka waktu persemaian sekitar 12 hingga 25 hari tergantung jenis dan kualitas benih. Ciri umum selesai persemaian ditandai dengan tumbuhnya daun sempurna sebanyak tiga hingga empat helai dalam satu benih.
Pemindahan Bibit dan Penanaman
Tahapan selanjutnya yang tak kalah penting dalam proses penanaman padi adalah pemindahan bibit dan penanaman yang sebenarnya. Bibit padi yang disemai dipindahkan ke lahan-lahan pertanian yang lebih luas. Istilah umum dalam masyarakat Pucangro disebut dengan Ndaut dan Tandur.
Ndaut dalam tanam padi adalah proses mencabuti benih padi yang telah ditanam dalam persemaian. Sedangkan Tandur adalah proses penanaman kembali benih padi pada tanah pertanian yang disiapkan.
Ketika ndaut, benih padi yang sudah berupa tanaman muda dicabut bersama akar-akarnya kemudian dikumpulkan jadi satu dan diikat dalam beberapa pocong. Pocong disini bukan hantu lho, tapi berupa gabungan tanaman padi yang diikat ditengah menyerupai pocong dengan diameter kurang lebih 30cm. Ikatan pocongan dilakukan untuk memudahkan dalam pemindahan ke sawah lainnya.
Setelah didaut, dipocong dan dipindahkan, saatnya untuk ditandur. Sebelum ditanduri, areal persawahan tentunya sudah harus diolah terlebih dahulu dengan cara dibajak dan diberi pupuk.
Yang unik kala proses tandur dan hanya orang desa yang paham caranya adalah tandur dengan berjalan mundur. Dalam satu lahan sawah ada 4 – 6 penanam yang berbaris sejajar. Mereka ini mengambil 3-4 batang benih yang ditancapkan ke dalam tanah sawah berlumpur sedalam 10 sampai 15 cm hingga akarnya terbenam di bawah permukaan tanah.
Untuk memudahkan dalam penanaman kembali, ada satu orang yang bertugas untuk mengurai pocongan padi dan meletakkan di tempat yang mudah digapai penanam. Saat berjalan mundur para penanam tinggal mengambil batang-batang yang disebarkan tanpa perlu melangkah jauh dari barisan.
Jika dalam proses persemaian, antara benih satu dengan yang lainnya batangnya rapat, maka saat ditanam kembali (ditandur) benihnya harus renggang. Ada tali khusus yang digunakan sebagai meteran sekaligus acuan dalam penanaman sehingga barisan benih padi terlihat rapi.
Jarak antar tanaman yang sudah diatur sedemikian rupa tersebut selain bagus untuk perkembangan tanaman, juga memudahkan dalam pengairan serta pemupukan. Dari 3-4 batang tanaman benih, nanti bisa berkembang lagi menjadi 6 sd 15 batang tanaman.
Perawatan
Perawatan tanaman padi dilakukan dengan tiga tahap yakni penyiangan, pengairan, dan pemupukan. Penyiangan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dari tanaman pengganggu. Penyiangan atau istilah petani padi disebut dengan matun dilakukan rutin setiap periode waktu tertentu. Bisa dilakukan dua minggu sekali atau tiga minggu sekali.
Saat tanaman masih muda atau baru, matun dilakukan dengan mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru yang diambil dari kumpulan tanaman lainnya. Bisa juga dengan menambah kumpulan tanaman yang jumlahnya sedikit dari tanaman yang kumpulannya banyak.
Padi adalah jenis tanaman yang memerlukan perawatan intens dalam pertumbuhannya. Pengairan harus diberikan sesuai kebutuhan. Semakin tua usia tanaman, jumlah air yang diperlukan semakin sedikit. Memastikan tanaman tidak kekurangan atau kelebihan air adalah tugas harian yang dilakukan oleh petani. Ada pompa air yang siap sedia untuk mengatasinya.
Tak kalah penting dalam proses penanaman padi adalah pemupukan atau istilah lokalnya ngemes. Di tengah kondisi pupuk yang langka dan harganya melangit, petani harus tetap menyediakan pupuk untuk tanaman padinya. Pemupukan pertama kali dilakukan setelah tanaman padi berusia satu minggu. Selanjutnya dilakukan setelah 25 hari hingga 30 hari setelah penanaman. Untuk jenisnya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing petani
Dalam upaya pencegahan hama dan penyakit biasanya diberikan pestisida dengan cara disemprot. Sementara untuk hama tikus dan burung ada upaya khusus yang dilakukan untuk mengusirnya. Cara tiap petani berbeda-beda. Untuk penanggulangan tikus ada yang menggunakan racun tikus dan setrum. Sementara untuk mengusir burung dibuatlah orang orangan sawah yang diberikan bunyi-bunyian. Ada juga yang menyediakan kentongan untuk dipukul jika burung mampir di areal persawahan.
Pemanenan
Ketika padi sudah mulai merunduk dan warnanya mulai menguning, maka waktu panen sudah tiba. Di jaman sekarang panen padi di desaku sudah menggunakan alat panen modern yang sejam sudah selesai. Tidak perlu lagi menggunakan arit atau ani-ani untuk memotong padi karena sudah ada combi yang bisa memotong padi sekaligus memisahkan bijinya dari batang. Meskipun harganya relatif mahal, mesin panen modern ini terbukti lebih efisien dibandingkan dengan cara manual.
Perjalanan padi berubah menjadi masih belum selesai. Setelah dipanen, padi tidak serta merta bisa dimakan. Ada tahapan pengolahan lagi yang harus dilakukan. Untuk lebih lengkapnya akan saya tulis di postingan selanjutnya.