Doa dan Harapan Terukir Di Penghujung Ramadhan. Bulan Ramadhan sudah mendekati menit-menit akhir. Ada rasa tidak rela yang melesak di dada karena merasa belum optimal menjalankan ibadah Ramadhan tahun ini. Adanya palang halangan membuat tidak bisa sepenuhnya menikmati Ramadhan selama satu bulan. Doa dan harapan terukir di penghujung Ramadhan ini, semoga Allah mengijabahi dan meridhoi.
Penghujung Ramadhan menjadi sebuah tanda bahwasanya kesempatan mendapatkan banyak pahala berkurang drastis. Memang di bulan-bulan lain kita masih bisa mengumpulkan banyak pahala dan ridho Allah, namun kapasitasnya tidak sebesar saat bulan Ramadhan. Seluruh umat Islam di seluruh dunia selalu berdoa dan berharap agar tahun depan bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan barokah.
Membahas tentang doa dan harapan, tentunya ada banyak sekali yang kita inginkan. Semuanya kita panjatkan kepada Allah Sang Pencipta. Kita harus yakin dan percaya, Allah pasti memberikan yang terbaik buat kita. Di penghujung Ramadhan tahun ini saya pribadi memiliki banyak harapan dan doa. Tentu saja semuanya ingin terkabulkan. Dengan menuliskannya disini, semoga banyak orang yang ikut mendoakan dan mengaminkan.
Di Beri Nikmat Kesehatan
Di Bulan Maret kemarin, saya diberi cobaan berkaitan dengan kesehatan. 2 anggota keluarga saya yakni adik dan ibu, harus diopname di rumah sakit dengan permasalahan sakit yang berbeda di rumah sakit yang berbeda pula. Memang sih waktunya tidak bersamaan, namun dalam kurun waktu satu bulan harus keluar masuk rumah sakit itu sesuatu yang berat.
Selama ini keluarga saya teramat jarang sakit, apalagi sampai masuk rumah sakit. Mendapat cobaan sakit ternyata menyadarkan saya bahwa sehat itu anugerah Allah yang luar biasa. Selama ini tidak pernah ada rasa syukur kala mendapatkan kesehatan. Rasa sehat itu teramat mahal harganya. Saat sakit barulah terasa.
Di penghujung Ramadhan ini, saya berdoa semoga senantiasa diberikan nikmat kesehatan. Baik bagi saya pribadi maupun keluarga. Semua jenis penyakit diangkat dari hati, fikiran dan badan. Di tahun-tahun depan tidak ada lagi yang sakit hingga masuk rumah sakit.
Mendapatkan Rejeki Berbarokah
Seperti kebanyakan orang, rejeki menjadi dambaan yang ingin diraih. Setiap hari yang dikejar adalah rejeki rejeki dan rejeki. Rejeki sendiri ada banyak macamnya. Kalau berupa uang dan penghasilan, nominalnya juga beraneka ragam. Tiap orang memiliki tingkat kebutuhan akan nominalnya.
Saya sendiri tidak ingin memiliki rejeki yang banyak dan berlimpah. Di penghujung Ramadhan ini, saya hanya berharap dan berdoa mendapatkan rejeki yang cukup dan berbarokah. Walaupun nominalnya sedikit, jika berbarokah tentu akan ada kebahagiaan di dalamnya. Insyaallah berapapun pasti cukup. Namun jika diberi banyak, tentu tidak bisa menolaknya. Yang penting bisa barokah dan bermanfaat untuk pribadi serta orang-orang disekitar saya.
Baca juga : Di Balik Award Lingkungan Hidup Lamongan
Memiliki Pendamping Hidup Dunia Akhirat
Sebagai seorang anak perempuan yang sudah cukup umur dan mungkin sudah melewati masa-masa remaja, pertanyaan *kapan” menjadi momok yang memberatkan. Walaupun di depan muka saya sudah tidak ada yang mengusik karena sudah bosen ngomongin serta dianggap ketuaan banget, namun keinginan untuk mendapatkan pendamping hidup tentu saja ada.
Saya tentu saja tidak ingin sendiri terus. Tapi kalau jodoh belum juga datang, gak mungkinkan protes kemana-mana. Sebagai seorang muslim tentu yang dilakukan hanyalah berdoa pada Allah sang Maha Pencipta. Doa dan harapan saya adalah semoga di Tahun depan saya sudah memiliki pendamping hidup dunia akhirat. Kriterianya tidak muluk-muluk, hanya ingin mendapatkan yang baik, menerima saya apa adanya dan diberi ketetapan iman. Semoga stoknya masih ada.