Perhelatan Kelas Inspirasi Lamongan kembali di gelar di tahun 2019 ini. Tepatnya pada hari Sabtu tanggal 2 Februari 2019, telah berlangsung Kelas Inspirasi Lamongan 6. Ada keseruan, luapan keceriaan dan rengkuhan persahabatan baru yang mewarnai. Walaupun sudah 2 bulan berlalu, namun serpihan memorinya masih membekas di hati. Kelas inspirasi tetap menjadi candu yang euforianya terus terkenang walaupun waktu terus berlalu.
Pengalaman saya dalam kelas Inspirasi Lamongan tahun ini menjadi pengalaman ketiga yang saya jalani. Sama seperti 2 tahun sebelumnya yakni di Kelas Inspirasi Lamongan 4 & Kelas Inspirasi Lamongan 5, kali ini saya tetap berperan sebagai relawan fasilitator atau relawan panitia. Hanya beda divisi saja. Kali ini saya masuk ke Divisi Humas dan Publikasi.
Persiapan Sebelum Kelas Insipirasi
Karena sudah pernah menjadi panitia di Kelas Inspirasi Lamongan sebelumnya, tentu saya tidak terlalu kaget dengan euforianya. Dari awal pembentukan hingga proses di hari Inspirasi saya jalani dengan baik tanpa merasa kesusahan atau kebingungan. Berbeda halnya saat di awal-awal masuk jadi panitia Kelas Inspirasi Lamongan 4, ada banyak istilah dan juga aneka rupa kegiatan yang tidak saya mengerti. Sehingga perlu banyak banyak browsing dan juga bertanya kepada yang lain tentang seluk beluk Kelas Inspirasi.
Bagi pembaca yang bingung atau belum tau rentang Kelas Inspirasi, bisa baca ulasan saya sebelumnya disini. Postingan saya kali ini hanya akan mengulas serpihan-serpihan memori yang telah dijalani sebelum Hari Inspirasi hingga saat Harinya berlangsung.
Sebagai relawan fasilitator, tentunya kewajiban kami buat mempersiapkan segala sesuatunya menuju Hari Inspirasi. Relawan Fasilitator menjadi penghubung pihak sekolah dengan Relawan pengajar. Relawan Fasilitator juga harus memastikan relawan pengajar dan relawan dokumentator dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan bersama sama mensukseskan acara Kelas Inspirasi.
Para Relawan
Kelas Inspirasi Lamongan ke-6 menyasar di SDN yang berada di Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan. Ada 10 SDN yang didatangi. Kebetulan saya kebagian di SDN Sugihan atau rombel 3. Adapun para relawan pengajar dan profesinya yang masuk di Rombel saya adalah :
- David Winata : Staf Pelabuhan
- Joko Supriyanto : Auditor
- Kholaf Hibatullah : Amil Zakat
- Lisa A Mahardjo : Dosen
- Nova Yasika : Wiraswasta
- Nur Inastia Alfiningrum : IT Support
- Riduwan Agung : Pendongeng
- Rike Verlita Sari : Desain Grafis
- Rusy Astriai : Government Relation
- Yulianti Ika Handayani : Dosen
- Ike Raudhotus : Dokter Gigi
- Fitri : perangkat desa
Selain pengajar ini ada 5 relawan dokumentator yang bertugas merekam semua kegiatan kelas Inspirasi lewat media foto dan video. Karena lokasi SDN di Kecamatan Solokuro lumayan jauh dari pusat kota Lamongan. Titik penjemputan relawan pengajar dan relawan dokumentator dipusatkan di pertigaan Sukodadi atau masyarakat sekitar menyebutnya Telon Sumlaran.
Ada 3 skema yang dipersiapkan buat penjemputan ini. Yakni keberangkatan hari Jumat sore pukul 16.00 WIB, Keberangkatan Jumat malam pukul 20.00 WIB dan keberangkatan sabtu pagi. Namun ternyata jadwal tidak berjalan sesuai rencana. Jadwal keberangkatan atau penjemputan menuju lokasi molor yang pukul 20.00 WIB sampai beberapa jam karena saling menunggu antar relawan. Maklum banget, para relawan ini asalnya memang dari beberapa daerah dan bukan dari Lamongan asli. Ada yang dari Surabaya, Gresik, Tuban hingga Malang. Tidak ada relawan yang berangkat Sabtu pagi hari sehingga skema ketiga tidak dijalankan.
Dari 12 pengajar, ternyata ada 2 pengajar yang mengundurkan diri. Hal itu memang biasa dan sudah diprediksi sebelumnya. Kelas Inspirasi tetap berjalan sesuai rencana. Di Rombel SDN Sugihan ini, ternyata kami mendapatkan fasilitas penginapan di rumah salah satu guru. Jaraknya sekitar 800 meter dari sekolah.
Pelaksanaan di Hari Inspirasi
Malam hari sebelum hari inspirasi berlangsung, di penginapan fasilitator dibantu oleh para relawan pengajar dan dokumentator kerja lembur mempersiapkan pernak-pernik kelas inspirasi. Ada yang menggunting headtag, ada juga yang mengecat pohon cita-cita. Semuanya bergotong royong dan saling bekerja sama.
Pagi hari semua sudah siap sedia. Setelah sarapan bersama, semua relawan berangkat menuju sekolah. Kami semua berjalan kaki sambil saling menyapa dengan masyarakat sekitar. SDN Sugihan yang kami tempati ini masih menyatu dan satu komplek dengan TK Dharma Wanita sehingga mau tidak mau, kegiatan Kelas Inspirasi menyasar pada murid-Murid TK juga.
Tepat pukul 7 pagi, semua relawan, guru dan murid-murid SD serta TK berkumpul bersama di lapangan untuk melakukan pembukaan. Pembukaan dimulai dengan senam ceria yang dipimpin oleh Bunda icha (Lisa M. Rahardjo) dengan mc kak Afif (Fasilitator). Selanjutnya perkenalan semua relawan baik Fasilitator, pengajar maupun dokumentator dipandu MC kak Afif. Sebelum masuk kelas masing-masing, anak-anak diajak melakukan permainan kecil sebagai pemanasan (ice breaking) dipandu kakak kakak Fasilitator.
Dalam sehari tersebut anak-anak SDN Sugihan dan TK Dharma Wanita tidak menerima pelajaran seperti biasanya. Sebagai gantinya anak-anak diajak untuk belajar hal lainnya. Anak-anak diajak untuk mengenal berbagai profesi di dunia kerja langsung dari sumbernya. Para relawan pengajar memberikan pemahaman baru terkait pekerjaan yang digeluti. Banyak diantaranya yang mengajak anak-anak praktek langsung seakan-akan sedang bekerja sesuai profesinya.
Jadwal mengajar sebelumnya sudah terbagi berdasarkan kelas dan jam mengajar. Durasi mengajarnya sendiri 30 menit. Ada jeda istirahat di pukul 09.00 WIB. Model mengajar diserahkan pada relawan, diupayakan sekreatif dan semenarik mungkin, alat bantu pendukung juga dipersilahkan untuk digunakan. Ada ice breaking disela-sela waktu mengajar supaya anak-anak terus semangat dan tidak bosan.
Sekitar pukul 11.00 WIB, kegiatan belajar di kelas diakhiri. Untuk selanjutnya dilakukan closing seremonial. Ada beberapa seremonial yang dilakukan di Rombel SDN Sugihan. Pertama-tama anak-anak diminta untuk menuliskan cita-cita mereka di kertas warna warni yang dibentuk seperti pesawat. Mereka kemudian diminta bersama sama menerbangkan ke udara. Seremonial ini dimaksudkan untuk menyemangati anak-anak supaya berani berjuang meraih cita-cita mereka.
Setelah menerbangkan pesawat kertas anak-anak kemudian berbaris rapi memberi cap tangan ke kain cita-cita yang sudah disiapkan sebelumnya. Setiap anak kebagian menempelkan tangan yang telah dilumuri tepung dan pewarna ke kain cita-cita. Dibawah cap tangan tersebut diberi nama dan cita-cita yang ingin dicapai saat dewasa kelak.
Slogan “Sehari Menginspirasi Selamanya Memberi Arti” ternyata benar-bebar terwujudkan. Pagelaran Kelas Inspirasi Lamongan 6, telah memberi banyak kesan. Bukan hanya untuk anak-anaknya saja namun juga untuk semua relawannya. Semoga di masa masa mendatang masih punya kesempatan mengikuti kegiatan kelas inspirasi lainnya.