Siapa bilang sampah selalu berarti kotor dan tak berguna? Di tangan orang yang peduli, sampah justru bisa berubah menjadi sumber rezeki. Melalui bank sampah, kita bisa menukar limbah rumah tangga dengan uang tunai, bahkan menabung untuk masa depan.

Menabung di bank sampah bukan sekadar kegiatan ramah lingkungan. Ini juga bentuk literasi ekonomi dan kesadaran sosial. Melalui bank sampah, kita bisa menukar sampah dengan rupiah. Konsepnya sederhana: memilah, menabung, dan menjaga lingkungan. Tapi, tak semua jenis sampah bisa diterima di bank sampah.
Melengkapi postingan di tahun-tahun sebelumnya, blog Coretan Dari Desa kali ini akan mengupas jenis-jenis sampah yang bisa dijual dan juga sampah yang tidak bisa dijual, lengkap dengan contoh dan perkiraan harganya.
Sampah yang Bisa Dijual di Bank Sampah
Bank sampah menerima sampah yang bersih, kering, dan sudah dipisahkan menurut bahan. Di website dlhdepok.org tidak spesifik membahas hal ini, namun disana ada beberapa dokumen terkait pengelolaan sampah di Kota Depok
Berikut jenis-jenis yang umum diterima di Bank Sampah:
a. Sampah Plastik
Plastik adalah sampah paling mudah ditemukan di rumah. Hampir setiap hari kita memakainya, dari botol air mineral sampai ember mandi. Membakar sampah plastik sangat berbahaya, maka dari itu menyetor ke bank sampah menjadi pilihan yang sangat bijak.
Jenis plastik yang bisa dijual antara lain:
- Plastik Botol air mineral (PET) — Aqua, Le Minerale, Club. Harga kisaran: Rp3.500 – Rp5.000/kg
- Plastik Gelas air mineral (PP) — Aqua Cup, Cleo. Harga kisaran: Rp2.000 – Rp3.000/kg
- Plastik keras (HDPE) — botol sabun, botol minyak, shampoo, wadah deterjen. Harga kisaran: Rp4.000 – Rp6.000/kg
- Ember, gayung, baskom bekas (plastik tebal campuran). Harga kisaran: Rp2.500 – Rp4.000/kg
- Kresek bening atau plastik pembungkus. Harga kisaran: Rp1.500 – Rp2.500/kg

Tips: Cuci dan keringkan sebelum disetor. Plastik yang bersih akan lebih mudah diterima dan dihargai lebih tinggi. Plastik yang kotor dan yang bersih biasanya harganya beda.
b. Sampah Kertas
Sampah kertas termasuk bahan yang mudah didaur ulang.. Banyak orang belum tahu bahwa setiap jenis kertas punya nilai berbeda di bank sampah. Ada yang dihargai tinggi, ada yang nyaris tak laku.
Berikut perbedaannya:
- Kertas HVS dan kertas dokumen: hasil print atau fotokopian kantor. Buku tulis termasuk didalamnya. Harga: Rp1.500 – Rp2.500/kg
- Kertas koran, majalah, tabloid: meski ringan, namun selalu masih dicari. Didalamnya juga bisa buku-buku bekas. Harganya : Rp1.500 – Rp2.000/kg
- Kardus bekas dari berbagai merk, dihargai Rp2.500 – Rp4.000/kg
- Duplek (bungkus sabun, pasta gigi, susu cair, kosmetik): permukaannya licin dan mengkilap. Harga: Rp1.000 – Rp1.800/kg
- Kertas pembungkus semen harganya paling tinggi. Dihargai per biji antara Rp. 2.000 – 5.000
🚫 Tidak diterima: tisu, kertas karbon, kertas laminasi plastik, dan kertas basah.
Tips: Pisahkan antara kardus besar dan duplek agar penimbangan lebih akurat.
c. Logam: Besi, Baja, dan Kawan-Kawan
Logam adalah “raja” di antara semua jenis sampah anorganik. Berat, kuat, dan punya nilai jual tinggi.
Jenis logam yang bisa dijual meliputi:
- Besi bekas: paku, gagang pintu, pagar, perkakas rusak. Harga: Rp2.500 – Rp3.500/kg
- Baja ringan: sisa rangka atap atau kanopi rumah. Harga: Rp4.000 – Rp6.000/kg
- Kaleng minuman (aluminium): Coca-Cola, Sprite, Milo. Harga: Rp12.000 – Rp18.000/kg
- Kuningan: kran air, aksesoris, gagang pintu. Harga: Rp40.000 – Rp50.000/kg
- Tembaga: dari kabel listrik, kipas angin, atau alat elektronik. Harga: Rp70.000 – Rp100.000/kg
- Seng bekas atap: sering dibuang setelah renovasi rumah. Harga: Rp3.000 – Rp5.000/kg
- Kompor rusak dan panci bekas: banyak mengandung logam campuran. Harga: Rp3.000 – Rp5.000/kg
💡 Tips: Lepaskan bagian non-logam seperti plastik atau kayu sebelum dijual agar bobot bersih logam lebih tinggi.
d. Kaca: Dari Botol Sirup Hingga Lembaran Jendela
Meskipun berat dan rawan pecah, kaca masih punya nilai ekonomis jika dijual dengan benar.
Jenis yang bisa diterima antara lain:
- Botol kaca (sirup, kecap, parfum): Rp1.000 – Rp1.500/kg
- Kaca lembaran (meja, jendela): Rp500 – Rp1.000/kg
Beberapa pengrajin membeli botol utuh untuk dijadikan vas bunga atau lampu hias dengan harga satuan Rp500 – Rp2.000 per botol. Namun, kaca pecah sering tidak diterima karena berisiko melukai petugas saat penimbangan.
e. Minyak Jelantah: Dari Dapur ke Biodiesel
Siapa sangka minyak goreng bekas bisa dijual? Bank sampah tertentu menampung minyak jelantah untuk diolah menjadi biodiesel, sabun, hingga lilin ramah lingkungan.
💰 Harga kisaran: Rp6.000 – Rp10.000/liter
💡 Tips: Saring sebelum disetor dan simpan dalam botol tertutup agar tak berbau tengik.
f. Sampah Elektronik (E-Waste)
Barang elektronik rusak tak boleh dibuang ke tempat sampah biasa karena mengandung logam berat. Untungnya, banyak bank sampah kini menerima e-waste seperti:
- Charger, kabel, adaptor, setrika, handphone rusak. Harga: Rp5.000 – Rp15.000/kg
Sebagian besar logam di dalamnya akan diambil untuk daur ulang aman dan ramah lingkungan.

Sampah yang Tidak Bisa Dijual di Bank Sampah
Tidak semua barang layak dijual di bank sampah. Beberapa jenis tidak diterima karena sulit diolah, berisiko kesehatan, atau tidak punya nilai ekonomis. Menurut data dari DLHdepok berikut jenis sampah yang tidak bisa dijual di bank sampah:
- Plastik laminasi / kemasan sachet, kemasan makanan instan bercampur aluminium/plastik (contoh: plastik refill, kemasan mie instan) → karena sulit didaur ulang maupun dipilah secara efektif.
- Styrofoam tipis (misalnya berguna sebagai bungkus cepat saji) dan kemasan makanan atau minuman take-away yang sulit dipisahkan atau terkontaminasi.
- Kertas atau kardus yang sangat kotor, lembap, berminyak, atau bercampur intens dengan bahan lain (plastik, logam) karena kualitasnya menurun dan bisa menurunkan nilai daur ulang.
- Sampah rumah tangga organik basah (sisa makanan, dedaunan lembap) yang tidak melalui proses pemilahan/kompos terlebih dahulu, banyak bank sampah hanya menerima sampah anorganik kering atau memiliki program organik terpisah.
- Barang‐berbahaya atau limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) seperti baterai, obat kadaluwarsa, lampu neon, APD medis — yang memerlukan penanganan khusus. (meskipun saya tidak menemukan daftar lengkapnya spesifik dari bank sampah komunitas, hal ini umum dalam regulasi pengelolaan limbah)
- Barang yang sangat tercampur jenisnya (misalnya plastik + kaca + logam dalam satu kantong tanpa dipilah) → akan sulit dipilah ulang dan sering ditolak atau harga diturunkan.
Kenapa jenis-jenis tersebut ditolak?
- Karena kualitas daur ulang menjadi sangat rendah: bahan tercampur, terkontaminasi, lembap atau rusak.
- Karena mekanisme operasional bank sampah (ukuran kecil, biaya sortir, nilai beli rendah) membuat mereka tidak mampu menerima semua jenis limbah.
- Karena untuk menjaga agar program bank sampah tetap berkelanjutan, fokus biasanya pada sampah kering, bersih, non-organik, yang lebih mudah dikelola dan memiliki nilai jual yang jelas.
Apa yang bisa dilakukan agar tidak ditolak?
- Sebelum membawa sampah ke bank sampah, pastikan sudah dipilah dan dibersihkan: misalnya cuci botol plastik, keringkan kardus, pisahkan bahan campuran.
- Pisahkan sampah organik dan anorganik. Jika rumahmu punya kompos atau sistem pengolahan organik, lakukan dulu. Banyak bank sampah tidak menerima organik tanpa proses lebih lanjut.
- Hindari membawa kemasan sachet tipis atau duplek yang sangat kecil jika bank sampah di dekatmu tidak menerimanya, tanyakan terlebih dahulu jenis yang diterima.
- Jika memiliki limbah B3 atau elektronik besar, cari fasilitas khusus yang menerima jenis tersebut (misalnya e-waste centre) daripada ke bank sampah biasa.
- Jika barang sangat tercampur, luangkan waktu untuk memilah menjadi jenis plastik, logam, kaca, kertas agar dapat diterima dan dihargai dengan baik.
Kita tidak harus menunggu program besar untuk mencintai bumi. Mulailah dari rumah, dari sampah yang kamu pilah hari ini. Karena setiap botol yang disimpan, adalah langkah kecil menuju bumi yang lebih bersih dan berdaya.
