Pilkada dan Rasa Syukur Atas Nikmat Kesehatan-Minggu ini menjadi hari yang bersejarah dalam kancah perpolitikan Indonesia. Di tanggal 9 Desember kemarin telah dilaksanakan Pilkada serentak untuk memilih pemimpin-pemimpin daerah 5 tahun kedepan. Ada banyak hal yang saya syukuri di minggu ini, disamping perhelatan pilkada yang berlangsung aman dan damai, saya juga sangat bersyukur telah diberi nikmat sehat sehingga bisa berpartisipasi aktif dalam perhelatan demokrasi tersebut.
Pilkada tahun ini amat jauh berbeda dengan pilkada-pilkada sebelumnya. Di tahun ini ada wabah virus corona yang melanda sehingga mau tidak mau banyak aturan yang dibuat. Kegiatan yang melibatkan orang banyak harus berdasarkan protokol kesehatan yang ketat, supaya persebaran virus bisa ditekan seminimal mungkin.
Di minggu-minggu sebelumnya sebenarnya saya dilanda flu dan pilek. Sempat takut juga saat harus ikut Rapid sebagai prasyarat menjadi petugas Pilkada. Namun karena sudah kewajiban, tetap dilakoni juga tesnya. Sampai sekarang hasil tes Rapid tersebut tidak pernah saya ketahui, yang jelas saya masih diijinkan untuk mengawal pelaksanaan kegiatan pemilihan umum daerah hingga akhir.
Baca juga : Bersama Teman Sesama Pengawas Tempat Pemungutan Suara
Seminggu sebelum pilkada, flu dan pilek yang saya alami mulai mereda. Tiap pagi minum teh yang dicampur dengan jahe dan sereh untuk mengobatinya. Alhamdulillah saat di hari H, saya sudah merasa sehat dan penyakit flunya sudah sirna.
Untuk antisipasi penyebaran virus dan penyakit, saya mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan dengan selalu memakai masker, face sheld, dan memakai sarung tangan. Bagaimanapun juga ini merupakan antisipasi untuk diri sendiri dan juga orang lain. Kalaupun melepas masker atau kaos tangan, tak lupa menggunakan hand sanityzer.
Satu pencapaian yang berhasil saya lakukan karena event Pilkada tahun ini adalah saya bisa bolak-balik ke Kecamatan naik motor sendirian untuk mengikuti bimtek dan juga berbagai pertemuan. Padahal sedari dulu kalau ke Kecamatan saya selalu di boncengin orang karena gak pernah diperbolehkan sendirian. Sekarang ini karena tidak ada yang diiri dan dimintai tolong, akhirnya memberanikan diri untuk sendirian naik motor. Alhamdulillah, ternyata saya bisa.
Kapanpun dan dimanapun nikmat sehat adalah anugerah yang tiada tara. Saya tidak berhenti mengucap syukur karena diberi nikmat tersebut di minggu-minggu ini. Meskipun cuaca lumayan ekstrim, dimana hujan selalu membayangi dan juga harus begadang hingga tengah malam untuk rapat intens, namun kondisi badan saya tetap fit dan terhindar dari rasa sakit.
Seandainya ada sedikit saja rasa sakit yang mendera, pastinya saya tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik. Biasanya saat udara terasa dingin, gigi saya terasa ngilu dan malas melakukan aktivitas apapun. Tapi alhamdulillah Allah memberikan nikmat sehat kepada saya di minggu ini dan semoga akan terus begitu untuk hari-hari kedepannya.
Mensyukuri Nikmat Sehat
Sebagai hamba Allah yang lemah, kita semua harus bisa bersyukur atas segala nikmat Allah yang diberikan pada hambanya Dalam QS. Ibrahim Ayat 7 Allah berfirman : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”
Dalam kutipan ayat tersebut mengandung makna bahwasanya Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk bersyukur. Jika mampu menjadi hamba yang bersyukur hidup ini akan senantiasa terasa nikmat.
Nikmat kesehatan yang diberikan Allah SWT pada saya merupakan karunia yang luar biasa. Dengan nikmat ini, saya bisa merasakan nikmatnya hidup dan dapat melakukan berbagai aktifitas dengan nyaman mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur bahkan selama tidur itu sendiri. Rasa syukur saya panjatkan dalam hati dan dalam dzikir lisan saya atas nikmat yang telah diberikan. Alhamdulillahirobbil ‘Alamin.
Tulisan dalam Blog Coretan Dari Desa ini juga menjadi pengingat saya dan menjadi sarana mengucap syukur.