Dampak Buruk Banjir Yang Terjadi di Lamongan. Hujan lebat yang menguyur Lamongan pada Kamis malam dan Jumat malam (9 & 10 April 2020) membuat limpahan air tak tertahankan. Banyak daerah di Kabupaten Lamongan tergenang air. Walaupun saat ini banjir sudah surut namun kedatangan banjir yang tiba-tiba memberi dampak yang buruk di berbagai sektor. Penyebab Banjir sudah saya tuliskan di artikel sebelumnya.
Berikut dampak buruk banjir yang terjadi di Lamongan pada April 2020
Ruas Jalan Terendam
Berdasarkan pantauan saya, selama lebih dari 2 Minggu ruas jalan raya penghubung antar kecamatan di wilayah Sukodadi, Kalitengah dan Karanggeneng terendam banjir. Pengendara yang lewat harus rela berbasah-basahan karena ketinggian air di jalan raya mencapai 20 – 50 cm. Banyak motor yang mogok ditengah jalan karena menerobos genangan air. Jalan raya yang terendam mencapai 5 km.
Pasca banjir, jalan yang sebelumnya terendam air jadi rusak parah. Ada banyak lubang yang menghiasi. Para pengendara baik roda dua maupun roda empat harus berhati-hati jika ingin melewati jalan raya. Bagi yang sering lewat mungkin sudah tau titik-titik mana yang lubangnya besar. Namun yang tidak pernah atau jarang lewat akan kesulitan memilih jalan yang minim kerusakan.
Karena adanya wabah Corona, perbaikan jalan tidak akan bisa dilakukan secepatnya. Pemerintah setempat masih fokus untuk menanggulangi dan membiayai penanggulangan wabah. Jadi masyarakat harus sabar sampai keadaan kembali normal.
Ratusan Rumah terendam
Akibat banjir kemarin ratusan rumah terendam air. Walaupun tidak begitu parah namun cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Barang-barang yang bisa diselamatkan diberi batu kumbung atau pengganjal di bawahnya supaya tidak terendam air. Titian darurat dibuat di dalam rumah supaya kaki tidak terus-terusan terkena air.
Bagi anak-anak hal ini akan tampak mengasyikkan karena ada banyak wahana permainan baru yang bisa dimainkan. Bisa main air dan berenang sepuasnya. Namun bagi orang tuanya ini menjadi bencana yang bikin hati miris.
Lumpuhnya Pasar Tradisional Akibat Banjir
Genangan air yang meluber kemarin juga membuat salah satu pasar tradisional lumpuh total. Pasar yang biasanya beroperasi 5 hari sekali di Desa Pucangro Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan terpaksa ditiadakan untuk sementara karena bedak-bedak pasar terendam air.
Para pedagang yang biasanya menjual barang dagangan di pasar akhirnya pindah ke pasar terdekat. Namun tak sedikit pedagang yang kembali pulang, tak jadi berjualan. Sementara para pembeli kelimpungan mencari bahan kebutuhan yang biasanya mudah didapatkan di pasar tradisional tersebut.
Desa Pucangro dari dahulu memang langganan banjir. Namun datangnya banjir kali ini lumayan besar, strategi penanggulangan banjir yang biasanya digunakan sudah tidak mempan lagi. Setelah puluhan tahun beroperasi, baru kali ini pasar Tradisional yang dikenal dengan nama Pasar Wage tersebut tidak beroperasi. Akibatnya banyak pedagang yang merugi dan desa kehilangan pendapatan. Perekonomian masyarakat tersendat.
Operasional pasar Wage di Desa Pucangro lumpuh total selama 3 pekan (3 pasaran) akibat banjir di Bulan April 2020.
Ratusan Hektare Sawah Terendam Banjir
Dampak banjir yang terjadi juga membuat ratusan hektare sawah tambak terendam banjir. Ikan yang siap panen lepas begitu saja. Para petani sawah tambak rugi ratusan juta rupiah. Baca juga : Cerita Banjir Ikan Tak Beridentitas
Bagi masyarakat sekitar maupun aparatur pemerintahan sudah berupaya sedemikian rupa untuk mengatasi banjir kemarin. Namun volume air yang melebihi batas membuat banjir tidak bisa dihindarkan. Air yang menggenang bukan hanya dari air hujan saja, namun ada luberan dari Sungai Bengawan Solo. Daerah Kalitengah yang notabenenya merupakan dataran rendah membuat air tidak bisa dialirkan ke mana mana lagi. Gugur Gunung sudah menjadi anjuran sehari-hari.
Untuk sekarang ini hanya bisa berharap semoga tidak ada lagi banjir yang terjadi di tahun-tahun mendatang.