“Jika bicara di 10 atau 5 tahun terakhir ini, memang isu disabilitas dan kusta sudah mengalami peningkatan. Banyak masyarakat yang mulai peduli. Meskipun prosentasenya masih sedikit, tapi secara global, ada sedikit peningkatan pemahaman masyarakat tentang stigma kusta setelah adanya berbagai pemberitaan di media online”
Demikian kutipan yang disampaikan oleh Ajiwan Arief Hendradi, S.S, redaktur solidernews.com dalam siaran publik KBR yang mengambil tema Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta. Selasa, 31 Oktober 2023 pukul 09.00 WIB.
Siaran langsung yang bisa didengarkan lewat jaringan radio KBR di seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua dan live streaming melalui kanal YouTube berita KBR tersebut dipandu oleh host, Rizal Wijaya. Berbagai hal seputar peran media dalam memerangi stigma negatif penderita kusta dikupas dan dibahas dengan jelas. Didalamnya juga terdapat informasi mengenai media solidernews.com yang dibuat khusus mengedukasi masyarakat mengenai disabilitas.
Hoax Kusta Masih Membayangi
Kusta, sebuah penyakit yang terus-menerus menghantui masyarakat sejak zaman kuno. Penyakit ini telah menjadi salah satu isu kesehatan yang paling disalahpahami di dunia modern. Meskipun telah ada kemajuan besar dalam pengobatan dan pencegahan, stigma sosial yang melekat pada penyakit ini masih belum lenyap. Hoax mengenai kusta masih membayangi.
Sebutan sebagai penyakit kutukan, penyakit adzab yang tidak bisa disembuhkan masih sering terdengar. Ada juga yang mengatakan untuk awas dan hati-hati, jangan sering-sering bergaul dengan penderita kusta, nanti takutnya tertular dan sebagainya. Padahal sebenarnya tidak demikian, berita-berita semacam ini harus diluruskan juga.
Sebagai langkah proaktif, penting bagi kita untuk menjadi cerdas dalam memilah berita yang benar dan akurat. Terkait dengan penyebaran berita palsu atau hoax stigma penyakit kusta, hendaknya kita rajin melakukan verifikasi berita dengan melakukan riset dan mencari fakta dari sumber-sumber terpercaya seperti Google, situs resmi, atau media alternatif yang sudah terverifikasi.
Baca juga: Jangan Termakan Hoaks, Mari Edukasi Diri
Peran Media Dalam Memerangi Stigma Kusta
Peran media dalam mengatasi isu kusta sangatlah penting, karena media dapat memainkan peran vital dalam memberikan informasi yang akurat, menghilangkan stereotip, dan mempromosikan pemahaman yang lebih luas tentang penyakit ini. Dengan penggunaan platform media yang tepat, informasi yang akurat dan mendalam dapat disampaikan kepada masyarakat, mengubah pandangan dan membangun masyarakat yang inklusif terhadap penderita kusta.
Media, dalam berbagai bentuknya, merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk memengaruhi persepsi masyarakat. Dalam hal ini, media cetak, media elektronik, dan platform media sosial dapat berperan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu kusta. Melalui artikel, laporan berita, dokumenter, dan kampanye online, media mampu menyajikan informasi yang mendalam tentang gejala, penanganan, dan pencegahan kusta.
Sebuah artikel yang memperlihatkan perkembangan penelitian dan pengobatan kusta dapat mengilhami banyak kalangan. Sementara laporan berita yang mendokumentasikan kisah-kisah penderita yang berhasil mengatasi stigma dapat memperlihatkan bahwa kusta bukanlah akhir dari segalanya.
Baca juga : Stigma Kusta dan Pencegahan Disabilitas Kusta
Melalui pendekatan yang empatik dan mendalam, media dapat menyoroti kisah-kisah individu yang hidup dengan kusta, menyoroti keberanian dan ketahanan mereka dalam menghadapi tantangan yang seringkali terasa tidak adil. Melalui penggambaran yang yang manusiawi dan positif, media dapat digunakan menggantikan ketakutan dan keengganan yang sering kali menyelimuti topik sensitif ini.
Solidernews.com Salah Satu Sumber Media Kusta Terpercaya
Media alternatif yang sudah terverifikasi, seperti Solidernews.com, memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat terkait stigma atau isu kusta. Meskipun isi media ini tidak melulu membahas mengenai seluk beluk Kusta, tapi berbagai informasi terpercaya mengenai Kusta ada disana.
Para penderita Kusta atau Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) kebanyakan mengalami disabilitas pada tubuhnya. Beberapa diantaranya mendapatkan pelatihan menulis, dan mereka diberikan kesempatan untuk menuliskan pengalaman pribadi dan juga berbagai hal yang berkaitan dengan kusta di media ini. Apa yang dituliskan merupakan keadaan yang sebenarnya, sehingga memberikan edukasi pada khalayak umum mengenai isu-isu kusta.
Menggunakan media seperti Solidernews.com sebagai alat sosialisasi isu kusta sangat efektif, terutama dengan mengemas informasi secara menarik. Masyarakat, termasuk penderita kusta, dapat berdaya dengan memposting atau menulis pengalaman mereka sendiri, menjadikan platform ini sebagai alat untuk menyuarakan masalah kusta secara global.
Menurut Ajiwan dalam Siaran Publik KBR, ada puluhan tulisan mengenai isu kusta yang diupload melalui website Solidernews.com. Tulisan-tulisan tersebut mendapat respon positif dari pembaca. Banyak diantaranya kemudian membagikan informasi atau beritanya ke grup dan komunitas mereka.
Informasi atau berita yang dishare oleh pembacanya tersebut menjadi sebuah kabar yang menyenangkan dalam upaya memerangi stigma negatif kusta. Meskipun memang sudah banyak masyarakat yang peduli dengan isu disabilitas dan isu kusta, namun persentase mereka masih sedikit dibandingkan dengan bonus demografi yang terus melonjak. Hanya orang-orang yang berpikiran terbuka yang bisa menerima isu-isu negatif kusta.
Edukasi perlu dilakukan terus menerus dengan harapan pengetahuan masyarakat semakin meningkat dan diskriminasi penderita kusta bisa jauh menurun. Melalui kolaborasi dengan media mainstream dan radio, informasi tentang kusta diharapkan dapat sampai ke berbagai pelosok, termasuk daerah terpencil.
Meskipun tantangan stigma terhadap penderita kusta masih besar, upaya kolaboratif antara media, masyarakat, dan pemerintah dapat membawa perubahan positif. Dengan memahami pentingnya informasi yang benar dan dukungan sosial yang kuat, kita dapat bersama-sama memerangi stigma dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan peduli terhadap sesama.