“Apa cita-cita kalian??” tanya saya”
Cita cita itu apa?” tanya balik dari seorang anak
“Cita-cita itu adalah sesuatu pekerjaan yang diinginkan saat dewasa nanti”
“Sek durung mikirne (masih belum memikirkan)” jawab seorang anak
“engko disek za….. tak iling iling disek (nanti dulu, saya ingat ingat dulu)” timpal anak lainnya
Percakapan diatas mengawali jam pertama saya dalam agenda Kelas Inspirasi Blora 3. Kebetulan saya mendapat tempat di SDN 2 Gandu yang lokasinya berada jauh diatas bukit. Tepatnya di Gendono Gandu, Bogorejo Kabupaten Blora Jawa Tengah. Disamping SDN 2 GANDU ini ada 9 SDN lain yang juga menjadi sasaran lokasi Kelas Inspirasi Blora 3.
Kelas Inspirasi Blora menjadi ajang Kelas Inspirasi kedua yang saya ikuti di luar kota Lamongan. Setelah di 3 Kelas Inspirasi Lamongan jadi fasilitator dan tuan rumah, akhir Juli kemarin saya mencoba Pertama kali Ikut Kelas Inspirasi Bojonegoro 7 sebagai pengajar. Di tanggal 26 Oktober kemarin ikut berpartisipasi lagi di Kelas Inspirasi Blora.
Di kelas Inspirasi, saya mencoba mengenalkan profesi penulis, influencer dan juga blogger pada anak-anak. Jujur saja nih, profesi ini sama sekali tidak diketahui oleh anak-anak. Bahkan orang dewasapun banyak sekali yang tidak mengetahuinya, bahkan ada yang menganggap remeh. Emang bisa itu disebut sebagai profesi? Memangnya bisa menghasilkan apa dengan profesi itu?? dan masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan lainnya.
Postingan kali ini tidak membahas tentang profesi yang saya tekuni saat ini. Postingan ini hanya menjadi wahana cerita saya kala mengikuti Kelas Inspirasi Blora 3 yang penuh petualangan dan kaya Inspirasi. Mengenai profesi saya sudah pernah saya posting di blog ini dengan judul Keuntungan Menjadi Freelance Penulis dan juga Aktivitas dan Pekerjaanku Saat ini
Kelas Inspirasi Blora 3
Saat ada pembukaan relawan pengajar di Kelas Inspirasi Blora, saya dengan semangat ikut mendaftar dan berpartisipasi. Kebetulan saya mengenal salah seorang pencetusnya saat Kelas Inspirasi Lamongan 4. Saat itu setelah menjadi pengajar di Rombel saya, dia bertekad untuk merintis Kelas Inspirasi di Blora. Tak dinyana ternyata sekarang sudah berhasil dan di Blora sudah berlangsung 3 kali Kelas Inspirasi.
Hal yang bikin saya salut dengan kegiatan Kelas Inspirasi Blora ini adalah jumlah Fasilitatornya. Dalam satu Rombel atau rombongan belajar, hanya ada 2 atau 3 fasilitator. Sementara jumlah relawan pengajar dan juga dokumentatornya lebih dari 10 orang. Fasilitator ini tugasnya adalah menyiapkan segala hal mengenai kegiatan Kelas Inspirasi. Mulai dari penyiapan tempat, konsumsi hingga penjemputan relawan. Gak kebayang capeknya menyiapkan segala sesuatunya dengan personil cuma 2 orang. Mana akses jalannya susah lagi ?
Alhamdulillah di KI Blora saya mendapatkan fasilitator yang strong. Kak Lintang dan Kak Dimas is the best. Mereka ini yang bikin saya untuk terus lanjut mengikuti Kelas Inspirasi Blora ditengah tengah kondisi relawan lain yang mundur satu persatu. Diantara 10 relawan pengajar yang terdaftar, ternyata hanya 4 yang tetap lanjut mengikuti. Yakni Kak Cornelius Bill (Hakim), Kak Sidiq (Divisi Kepatuhan), kak Ahmad Munib (Perawat) dan saya sendiri. Relawan lain mundur satu persatu dengan berbagai alasan.
Para relawan dan dewan guru SDN 2 Gandu #KelasInspirasi #KIBlora pic.twitter.com/uGtGu3pQjv
— Munasyaroh Fadhilah (@Munasyaroh_Fadh) November 6, 2019
2 Relawan Dokumentator Alhamdulillah juga masih bertahan. Ada kak Hastari dan kak Hilma. Sebelumnya ada 4 relawan dokumenter, tapi yang 2 juga mundur. Menjelang hari pelaksanaan ada relawan videografer yang ikut masuk. Yakni Kak Muji yang asli Blora.
Perjalanan Menuju Lokasi
Kelas Inspirasi Blora 3 menjadi perjalanan pertama saya ke Blora. Sebelumnya saya sama sekali belum pernah ke Blora. Awalnya bingung dan ragu mau berangkat jam berapa dan bersama siapa, karena ini pertama kalinya dan belum pernah naik bis ke arah Cepu/Blora. Jadi gak bisa memperkirakan sebelumnya dan juga takut nyasar. Tapi Alhamdulillah pertolongan datang tak terduga.
Setelah saya komentar di WAG relawan apakah ada yang bisa diajak barengan?, ada japrian dari Bu Dokter Cantik yang dulu pernah serombel di Kelas Inspirasi Lamongan 6. Dia ngajakin bareng posisi start di Tuban. Langsung saya iyakan dan rela menunggu di titik janjian. Setidaknya saya ada banyak barengan. Ternyata eh ternyata ada banyak relawan lain yang juga ikut barengan. Jadinya kita rame rame berangkat ke Blora. Walaupun sebelumnya tidak saling mengenal, tapi akhirnya jadi saling kenal, nambah pengalaman serta wawasan. Kita kenalannya di dalam mobil. Sempat bikin WAG untuk bisa janjian saat pulang dan saling memamerkan kegiatan Hari Inspirasi. Sekarang grupnya sudah buyar
Teman-teman baru yang berkumpul dalam perjalanan menuju lokasi #KelasInsiprasiBlora
Membentuk WAG Cendol Dawet pic.twitter.com/aypYratHVx— Munasyaroh Fadhilah (@Munasyaroh_Fadh) November 6, 2019
Sekitar pukul 9 malam, saya dan rombongan sampai di Kota Blora. Sempat mampir makan di Kecamatan Jiken. Saat di DM fasilitator saya salah sebut menjadi chiken, padahal namanya Jiken. Saya diminta turun di depan Polsek Jepon. Jarak Jiken dan Jepon relatif dekat sehingga tidak begitu lama sudah sampai disana.
Di pertigaan Polsek Jepon, saya dan rombongan Tuban berpisah dan ganti naik motor bersama teman Rombel menuju lokasi penginapan. Akses jalan menuju ke lokasi SDN 2 GANDU ternyata benar benar menguji andrenalin. Jalannya terus menanjak dan banyak tikungan disana sini. Kondisi jalannya mulus tapi gelap gulita di malam hari. Yang terlihat hanyalah pepohonan rindang di kanan kiri jalan. Yang saya lakukan adalah banyakin baca istighfar dan juga sholawat. Ini pertama kalinya melewati jalanan seperti ini pakai motor. Petualangan di Bali gak seekstrim ini.
Tempat menginap kami adalah di rumahnya Kepala Desa setempat. Lokasinya tidak begitu jauh dari sekolah tempat berlangsungnya Kelas Inspirasi. Sebenarnya jarak lokasinya tidak terlalu jauh dari jalan utama, namun karena malam yang gelap, penuh tanjakan dan pertama kali, jadinya perjalanan terasa lama. Hanya ada 5 relawan yang menginap. 4 relawan lain akan menyusul esok hari.
Beginilah kondisi jalanan dari dan ke zona Kelas Inspirasi Blora 3, di SDN 2 Gandu #KIBlora #KelasInspirasi #Kiblora3 pic.twitter.com/YblfRWM5K7
— Munasyaroh Fadhilah (@Munasyaroh_Fadh) November 6, 2019
Seperti biasa di malam hari sebelum berlangsung Kelas Inspirasi, kami berlima yang malam itu menginap mempersiapkan segala sesuatu terkait pelaksanaan kegiatan esok hari. Gunting menggunting dan juga menempel keperluan Kelas Inspirasi. Sebelumnya di WAG kami sudah membahasnya, jadi sudah tau apa yang mesti dilakukan.
Pelaksanaan Kelas Inspirasi di SDN 2 GANDU
Sabtu 26 Oktober 2017, hari Inspirasi itu pun tiba, kami sudah bergegas dari pagi untuk memulainya. Jam 5 pagi suasana di sekitar SDN 2 Gandu sudah terang benderang sama seperti jam 7 pagi. Sempat kaget juga kirain bangun kesiangan tapi ternyata masih sangat pagi. Sebelum jam 7 pagi semua relawan sudah siap dan berkumpul semua. Yang tidak ikut menginap juga sudah kumpul bersama.
Dengan berjalan kaki, kami pergi ke sekolah dan menikmati hawa pagi di puncak lembah. Perjalanan cuma beberapa menit. Setibanya di sekolah kami disambut dengan senyum ramah dari bapak ibu guru dan juga rasa penasaran dari para siswa. Saat didekati, anak-anak SDN 2 Gandu tampak canggung dan ragu. Waktu di jepret kamera, mereka tampak malu-malu. Celotehan khas anak-anak riuh terdengar. Sungguh suasana yang menentramkan.
Setelah acara sambutan dan perkenalan dari Bapak kepala sekolah, saatnya kami para relawan untuk beraksi. Memberikan informasi dan wawasan baru untuk anak-anak guna menumbuhkan asa mereka. Kegiatan dimulai dengan ice breaking dan senam ceria ala para relawan dipimpin oleh Kak Mujib. Setelah itu anak-anak diajak untuk masuk kelas.
Ice breaking sebelum memulai #KelasInspirasi #KIBLora pic.twitter.com/YU8pr1V5a3
— Munasyaroh Fadhilah (@Munasyaroh_Fadh) November 6, 2019
Karena jumlah relawan pengajarnya terbatas, kelas di SDN 2 Gandu yang awalnya 6 kelas dibagi jadi 4 kelas menyesuaikan jumlah pengajarnya. Kelas 1 digabung dengan kelas 2, kelas 5 digabung dengan kelas 6. Sedangkan kelas 3 dan 4 tetap, tanpa perlu digabung. Untungnya jumlah siswa siswinya sedikit sehingga walaupun digabung tetap bisa mengkondisikan. Para pengajar bergantian mengisi kelas, sedangkan fotografer mengabadikan setiap momentnya.
Anak-anak SDN 2 Gandu mengukir cita cita mereka, semoga bisa membanggakan tanah kelahirannya #KIBlora #KelasInspirasi pic.twitter.com/yfpfV79mnc
— Munasyaroh Fadhilah (@Munasyaroh_Fadh) November 6, 2019
Di awal pembelajaran saya mendapatkan jadwal di kelas 4. Seperti anak-anak pada umumnya, mereka tampak kalem dan malu-malu saat diajak kenalan pertama kali. Waktu ditanya cita-cita, malah kebingungan dan balik nanya seperti percakapan di postingan paling atas. Setelah dijelaskan pelan-pelan barulah mereka mengerti dan menuliskan nama serta cita-cita di headpece yang telah disediakan.
Ternyata cita-cita anak SDN 2 Gandu Blora banyak yang sama. Mereka hanya ingin menjadi Guru, Tentara, Polisi, Sopir Truk dan Dokter. Di kelas lainnya ternyata merata seperti itu. Saya hanya menemukan satu anak yang ingin menjadi ahli pembuat mobil. Usut punya usut setelah ngobrol dengan Kepala Sekolah saya baru memahami bahwa kondisi geografis di puncak lembah membuat anak-anak ini hanya tahu dan melihat beberapa profesi tersebut. Beragam profesi lainnya tidak mereka ketahui karena memang tidak pernah melihatnya secara langsung.
Kehadiran dari para relawan Kelas Inspirasi tentunya disambut gembira oleh pihak sekolah. Dengan adanya Kelas Inspirasi ini, anak-anak jadi tahu beragam profesi lain yang bisa dijalankan saat dewasa kelak. Saya sendiri juga akhirnya mendapatkan banyak pengetahuan tentang profesi lainnya dan bagaimana mekanisme serta ritme kerjanya. Anak-anak yang awalnya malu-malu dan canggung pada akhirnya mulai berani mengeluarkan suaranya.
Cara mengajar dan pembawaan dari Kak Sidiq, Kak Bill dan Kak Munib yang interaktif membuat anak-anak merasa enjoy. Anak-anak ini berani berinteraksi dan bertanya banyak hal sehingga kegiatan Kelas Inspirasi terasa menyenangkan. Bahkan anak-anak ini berani di wawancarai dan mengeluarkan pendapat di depan kamera. Asa dan semangat baru terus di pompa untuk membuat anak-anak Blora menjadi generasi yang membanggakan tanah kelahirannya.
Penyerahan plakat kenang-kenangan untuk SDN 2 gandu.
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami #KelasInspirasi #KIBlora pic.twitter.com/oc5biwMzg0— Munasyaroh Fadhilah (@Munasyaroh_Fadh) November 6, 2019
Adanya Kelas Inspirasi tentunya membawa angin positif, bukan hanya untuk anak-anak sendiri namun juga untuk semuanya. Saya sendiri merasa terinspirasi bisa mengikutinya. Disamping bisa mendapatkan pengalaman baru juga meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT. Ketiadaan air bersih, susahnya akses jalan dan kondisi geografis yang gersang tidak membuat masyarak utamanya anak-anak enggan untuk mengenyam pendidikan untuk masa depan yang lebih baik.
Dengan terjun langsung di agenda ini saya jadi bisa melihat sekitar dan merasakan langsung keseharian mereka dan apa yang dilakukan setiap hari. Ternyata ada banyak kehidupan yang berbeda dengan yang saya alami. Walaupun harus mengkorbankan banyak hal dan tanpa bayaran namun pengalaman yang didapat sungguh sangat tidak ternilai. Next tidak akan pernah kapok untuk mengikuti Kelas Inspirasi. Minggu depan insyaallah akan ikut Kelas Inspirasi Lamongan Mini.
Selalu menarik dan ketagihan ikut Kelas Inspirasi. Tadinya mau ikut ke Blora tapi kok barengan sama KI Pemalang. Seru banget Mbak meda menuju sekolah. Moga dari mereka ada yang jadi pemimpin kelak, biar Indonesia makin maju dan berkembang.
Setiap tempat pasti memiliki cerita tersendiri. Ikut mengaminkan doanya